"Pertama, saya bodoh," kata Indro dalam wawancara seusai nonton bareng film Crush di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (7/4/2014). Menurut dia, seseorang harus pintar untuk bisa menjadi anggota DPR.
"Pintar, bukan pandai ya. Pintar itu kan (juga) bisa pintar nipu dan bohong," ujar Indro sembari menyisipkan sindiran. Lalu, alasan kedua Indro adalah dia merasa bukan orang kaya. "Jadi, politikus itu harus kaya. Kalau enggak kaya bisa korupsi."
Adapun alasan ketiga, Indro mengaku dia masih masih waras dan tak mau terbawa arus. "Kalau dianalogikan, saya bisa berenang, tapi saya enggak bisa melawan arus. Karena saya waras, saya enggak mau mati konyol," papar dia.
Indro tak menampik ada banyak tawaran menggoda untuk dia mau berpolitik. "Dari ditarik dengan (iming-iming) uang, sampai mau dibunuh. Makanya, saya ketawa," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Indro mengatakan, dia juga tak akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014. "Saya golput. Saya analogikan lagi ya. Anda dikasih pilihan yang semuanya merugikan untuk Anda, Anda pilih enggak? Kalau enggak milih dibilang dosa, so ngapain hidup?"
Menurut Indro, memilih atau tidak adalah hak. "Itu hak kita kok. Masalahnya, kita dibilang enggak boleh golput, sementara mereka bisa korupsi, bisa tidur di Senayan, bolos di DPR," ujar dia.
Meski demikian, Indro menegaskan pernyataannya ini bukan ajakan untuk orang-orang ikut tak menggunakan hak pilihnya. Dia mengaku terakhir kali menggunakan hak pilih adalah pada Pemilu 1999.