Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idris Sardi Berpulang, Lukman Sardi Dapat Ucapan Dukacita lewat Twitter

Kompas.com - 28/04/2014, 10:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Artis peran Lukman Sardi (42) menerima sejumlah ucapan dukacita melalui akun Twitter-nya atas berpulangnya sang ayah, pebiola legendaris Indonesia Idris Sardi (75), pada Senin (28 April 2014) pukul 07.25 WIB di Rumah Sakit Meilia Cibubur, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Sutradara film Rudi Soedjarwo menuliskan, "Turut berduka @lukmansardi tabah dan diberi berkah selalu olehNYA. Aminnn."

Artis musik Melanie Subono juga menyampaikan dukacitanya. "Turut berduka cita yang sebesar besarnya ya to you and family @lukmansardi," tulisnya.

Begitu pula pembawa acara dan artis peran Uli Herdinansyah. "Rest in peace Maestro IDRIS SARDI, ayah dari @LukmanSardi ..Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya..," tweet-nya.

Ayah Lukman, Idris Sardi, lahir pada 7 Juni 1938 di Jakarta. Idris merupakan anak dari M Sardi, pemain biola Orkes Radio Republik Indonesia (RRI) Studio Jakarta dengan artis peran Hadidjah.

Dicatat oleh wikipedia.com, Idris untuk kali pertama mengenal biola pada usia enam tahun. Dalam umur 10 tahun, pada 1949, ia tampil untuk kali pertama di Yogyakarta dan mendapat sambutan hangat.

Pada 1952, berkat permainannya yang bagus dengan biolanya, meski baru berusia 14 tahun dan belum lulus dari SMP, Idris diterima menjadi siswa di Sekolah Musik Indonesia (SMIND), yang baru dibuka pada tahun itu. Asal tahu saja, SMIND memasang syarat bahwa pelajarnya harus tamatan SMP atau sederajat. Idris ketika itu diterima di SMIND bersama temannya yang juga pemain biola, mendiang Suyono, yang berumur dua tahun lebih tua dari Idris. Mereka merupakan dua siswa berbakat di SMIND.

Pada 1952 juga, dalam orkes siswa SMIND, yang dipimpin oleh Nicolai Varvolomejeff, Idris menjadi concert master. Ia duduk berdampingan dengan Suyono.

Idris belajar dari dua guru biola. Pertama, di Yogyakarta, pada 1952-1954, guru biolanya adalah George Setet. Kedua, di Jakarta, setelah 1954, guru biolanya adalah Henri Tordasi. Para guru tersebut berasal dari Hongaria.

Ketika M Sardi meninggal dunia, Idris, yang barus berusia 16 tahun, menggantikan kedudukan ayahnya sebagai violis pertama dalam Orkes RRI Studio Jakarta, yang dipimpin oleh Saiful Bahri. Pada 1960-an, Idris bergeser dari musik biola "serius" Jascha Heifetz ke musik biola komersial Helmut Zackarias.

Dalam kariernya, sejumlah penghargaan telah diraih oleh Idris. Contohnya, ia dianugerahi tiga piala Citra sebagai penata musik terbaik berkat karyanya dalam film-film Pengantin Remaja (1971), Perkawinan (1973), Cinta Pertama (1974), dan Doea Tanda Mata (1985).

Dalam kehidupan pribadinya, Idris menikah tiga kali. Pertama, dengan Zerlita. Dari Zerlita, ia mendapat dua anak, Santi (44), Lukman, dan Ajeng. Santi pernah terkenal sebagai penyanyi dan artis peran cilik pada era 1970-an. Lukman sampai sekarang merupakan salah seorang artis peran terdepan di Tanah Air.  

Perkawinan Idris dengan Zerlita berakhir. Idris kemudian menikah lagi, dengan Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno, yang sebagai vokalis dan artis peran terkenal dengan nama Marini. Dengan Marini, Idris tak punya anak. Mereka kemudian juga bercerai. Sesudah itu, Idris menikah lagi, dengan Ratih Putri, dan mereka tidak punya anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com