"Kalau ada pertanyaan, 'Dia kan belum menyelesaikan tugas sebagai gubernur', buat aku ternyata Pak Jokowi dibutuhkan Indonesia. Dia tidak bisa dimiliki masyarakat tertentu, tidak bisa dimiliki Solo, tidak bisa dimiliki orang Jakarta, dia diperlukan Indonesia," kata Roy saat berbincang dengan Kompas.com seusai manggung di acara Revolusi Harmoni untuk Revolusi Mental, di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Roy berharap figur Jokowi bisa mengobati kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang rendah hati. "Terus terang kita kehilangan tokoh seperti Jokowi yang rendah hati setelah wafatnya Gus Dur. Jadi, begitu namanya Jokowi naik, aku langsung memperhatikan," ujar Roy.
"Aku terus terang jatuh cinta kepada sosok Jokowi pas dia menjadi Wali Kota Solo. Aku bukan penduduk Solo, tapi dengarnya itu ikut senang. Artinya ikut senang karena ya inilah sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia, figur sederhana, enggak jaim, mau langsung turun ke jalan, menemui permasalahannya itu apa," lanjutnya.
Dengan dua penilaian itu, Roy yang dulu golongan putih (golput) menjadi tak ragu untuk mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla atau JK untuk menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019.
"Jadi, tidak ada keraguan lagi, aku langsung mendukung. Aku dulu golput bertahun-tahun, baru kali ini akan memilih karena saya melihat ini baru, beliau bukan produk Orde Baru. Beliau anak muda, berani, cerdas, hormat orangtua," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.