Cara itu membuat Eric bersama rekan-rekan iHAQi Nasyid-nya jadi bersemangat.
"Hal-hal semacam ini bikin saya semangat. Seperti zaman para wali, kami masuk berdakwah dengan cara-cara yang ngetren," tutur Erick.
Untuk berdakwah lewat musik, iHAQi tampil dengan lagu-lagu "Astaghfirullah", "Tombo Ati" (versi Sunda), hingga "Alhamdulillah" dalam acara yang menyajikan musik akustik.
"Dulu Uje (almarhum Ustaz Jefri Al Buchori) bikin I Like Monday, kami bikin Thanks God It's Friday. Kami bikin Jumat menjelang sore, boleh di rumah boleh di mana, boleh ngobrol dimulai dari lagu, terus entar gimana," jelas Erick.
"Kami bikin Bandung Spiritual Event di Dago, semua teman-teman tanpa dibayar datang ke situ, dakwah semua, memberikan talent-nya, dan itu kami siaran streaming," lanjut Erick.
Tak jarang teman-teman seprofesi mereka tertarik untuk terlibat dalam acara itu.
"Seperti kemarin, Iman 'J-Rocks', Five Minutes bilang, 'Kang yuk bikin acara ngobrol-ngobrol santai, tapi soal agama. Kalau sama teman-teman artis itu idenya banyak sekali, boleh ngaji, tapi nanti sambil bahas lagu," cerita Erick.
Agar menarik, nasyid oleh Erick dan rekan-rekannya diberi aransemen bosas, fusion, sampai swing.
"Dulu itu ada yang memahami lagu nasyid lagu yang berirama Timur Tengah, ada gambus. Padahal, enggak melulu seperti itu. Ini namanya nasyid, artinya bagaimana kita bersyiar, aransemennya boleh diaransemen musik Eropa, Amerika, Indonesia, tetapi unsur-unsur religinya tidak hilang. Islam itu bukan milik satu suku," jelas Erick.
Sementara itu, untuk dakwah melalui t-shirt, iHAQi memodifikasi sejumlah judul dan logo terkenal menjadi tulisan-tulisan syiar.
"Seperti '1-1=10 Kita Berzakat Yuk', terus ada gambar Jurassic Park kami modif jadi 'Jujur Pak', jadi lewat t-shirt juga kami berdakwah," kata Erick lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.