Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperdengarkan, Rekaman Suara Marshanda tentang Kejadian 26 Juli 2014

Kompas.com - 06/08/2014, 21:04 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rekaman penuturan artis peran dan penyanyi Marshanda (24) atau Caca mengenai kejadian yang dialaminya pada 26 Juli 2014 di Jakarta akhirnya diperdengarkan kepada para peliput oleh kuasa hukumnya, OC Kaligis. OC Kaligis sebelumnya telah menyatakan bahwa Caca secara paksa dimasukkan oleh ibunya, Riyanti Sofyan, ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, pada 26 Juli 2014.

Caca memulai penuturannya dengan berkisah tentang kepindahannya dari rumah orangtuanya di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, ke sebuah apartemen di kawasan Kasablanka, Jakarta Selatan.

"Saya sudah pindah di Apartemen Casablanca. Hari ketiga (tinggal di sana), keluarga tidak welcome dengan keinginan saya untuk pindah rumah. Jadi, mereka agak-agak khawatirlah, worry," kata Caca dalam rekaman audio yang diperdengarkan kepada para peliput di kantor OC Kaligis, di Kompleks Majapahit Permai, Blok B, Jalan Majapahit, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014).

Sadar bahwa dirinya ditentang oleh keluarganya, Caca berusaha mengajak berbicara mereka untuk meyakinkan bahwa ia baik-baik saja selama tinggal sendiri di apartemen itu. Namun, lanjut Caca, pihak keluarganya merasa kurang yakin dan menganggapnya masih mengalami gangguan jiwa.

"Walaupun saya sudah ajak ketemuan dan bilang baik-baik di depan mama dan adik-adik, tapi mereka tetap masih yakin Caca itu sakit sesuai keyakinan mereka. Mereka juga tahu kalau aku sudah enggak minum obat selama tiga bulan, which is sebenarnya, pada kenyataannya, aku baik-baik saja," ujar Caca.

"Aku tidak menunjukkan sikap atau perbuatan yang membahayakan orang lain atau apalah yang orang bilang penyakitnya kumat. Sama sekali tidak seperti itu. Tapi, keluarga malah enggak mau ngerti," sambung Caca.

Selanjutnya, Caca menyampaikan kronologi kejadian yang dialaminya pada 26 Juli 2014.

"Tanggal 26 (Juli 2014) pagi, waktu saya mau ke (mal) Kota Kasablanka, sama manajer saya, sama anak saya juga, soalnya Sienna mau ketemu sama ayahnya. Pokoknya, hari itu jatahnya ayahnya mainlah. Tapi, tiba-tiba di basement ada cowok bapak-bapak nahan mobil kami," kisah Caca.

"Saya ngeluarin muka saya lewat jendela mobil, kan yang nyetir manajer saya, Sandy. Saya bilang, 'Saya mau jalan, Pak, Bapak siapa? Kok dia berani banget ngalangin saya. Saya turun dari mobil lalu nanya ke dia, apa maksudnya, dia polisi atau apa. Saya ini sudah dewasa, sudah 25 tahun," kisah Caca lagi.

Namun, ternyata, pria yang menghalanginya tersebut adalah seorang polisi.

"Dan ternyata kata bapak itu di lobi sudah ada utusan kepolisian dari Polsek Tebet (Jakarta Selatan) atau apalah untuk jagain mobil saya. Alphard (B) 1**8 ST warna hitam. Pas sudah sampai gerbang atas, kami ditahan. Saya marah karena portalnya ditahan oleh penjaga apartemennya. Kenapa mereka kok malah tidak melayani saya yang penghuni situ. Saya turun untuk ngomong ke kepala sekuriti. Dia bilang, 'Saya enggak tahu apa-apa Mbak. Saya minta maaf. Saya cuma disuruh kalau ada Alphard (B) 1**8 ST warna hitam untuk ditahan dulu'. Saya tetap ngotot karena saya enggak mau anak saya melihat kejadian seperti ini. Saya khawatir dia panik. Akhirnya, setelah ngomong, saya keluar. Itu kejadian siang," sambung Caca.

Caca mengaku pula, sesudah kejadian penahanan mobilnya di area parkir itu, di apartemennya, ia didatangi oleh beberapa perawat laki-laki dari sebuah rumah sakit jiwa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Sorenya kejadian saya disuntik. Sekitar jam empat sore, saya didatangi tiga sampai empat orang cowok perawat dari Rumah Sakit Jiwa Dharmawangsa. Datang ke apartemen saya ramai-ramai, sama satu orang yang ngaku dari Kapolsek, bapak-bapak, sama satu lagi ngakunya namanya Om Rony, yang ternyata adalah teman dekat om saya," kisah Caca.

Belum tuntas rekaman audio Caca diperdengarkan kepada para peliput, OC Kaligis langsung mematikannya.

"Sudah jelas kan, ini rekaman tanggal 2 (Agustus), ketika saya ketemu dia. Saya mau ada suara dia. Saya kira cukup ya, saya kasih rekaman. Itu kemampuan saya. Lebih dari itu (wawancara langsung dengan Caca) enggak bisa lagi," ujar OC Kaligis.

"Anda dengar suaranya apa tadi. Itu sudah cover both sides. Di dalam dunia jurnalistik kan butuh komentar. Ya, itu kata-kata dia. Ada juga kan ibu yang bunuh anaknya. Itu gimana itu," ujar OC Kaligis lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau