"Ada yang dibayar (dengan uang seadanya). Ada juga yang cuma dikasih nasi kotak," kenang Armand sebelum tampil dalam acara Silaturahim Idul Fitri 1435 Hijriah Karyawan Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta baru-baru ini.
"Kalau gue sama Armand rada sama pengalamannya. Di Bandung, perayaan pas waktu itu rasanya bener-bener sakral. RT dan RW waktu itu ada acara, 'Sumbangannya apa nih?' 'Paling manggung'," cerita Thomas.
Armand dan Thomas, masing-masing, juga pernah tampil dalam perayaan tujuh belasan di Lapangan Suryalaya, Bandung. Di panggung perayaan tersebut, Armand merasa beruntung bisa sepanggung dengan beberapa artis musik yang ketika itu sudah menasional.
"Kalau di Bandung kan selalu ada acara tujuh belasan di Suryalaya dan itu memang kami yang mau (manggung). Soalnya, yang main gede-gede, ada Ruth Sahanaya, ada Harry Moekti, gede-gede ya," kata Armand.
"Kayak (konser) Woodstock deh," tambah Armand.
Namun, ada masanya mereka bisa mendapatkan pemasukan lumayan dari hasil tampil dalam perayaan itu.
"Tahun 1980 sampai 1990-an masa jaya-jayanya," kata Armand.
"Dulu gue bisa sehari tiga pertunjukan," timpal Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.