Skandal Penyadapan Telepon Kate Middleton, Bakal Film Terbaru George Clooney

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Aktor George Clooney akan segera menyutradarai film baru lagi. Diumumkan pada Rabu (3/9/2014), tema cerita film baru Clooney ini adalah skandal penyadapan telepon di Inggris, termasuk soal penyadapan telepon Kate Middleton, istri Pangeran William.

Film baru Clooney ini, "Hack Attack", merupakan adaptasi buku berjudul sama karya wartawan Guardian, Nick Davies. "Hack Attack" mengupas skandal penyadapan oleh orang-orang dalam kerajaan media milik Rupert Murdoch, yang karenanya sampai mengubur media berumur seabad, News of The World.

"(Skandal) ini memiliki semua elemen -kebohongan, korupsi, pemerasan- di tingkat tertinggi pemerintahan dan melibatkan surat kabar terbesar di London," kata Clooney, dalam pernyataan yang dirilis Sony Pictures, Rabu.

"Dan fakta bahwa (kisah) itu adalah fakta, merupakan bagian terbaik. Nick adalah seorang reporter berani dan keras kepala. Kami merasa mendapat kehormatan bisa mengangkat bukunya ke film," lanjut Clooney.

Michael De Luca dari Columbia Pictures menambahkan, "Sebagai anak seorang wartawan, George memiliki minat kuat tentang peran jurnalisme dalam kehidupan kita."

De Luca melanjutkan, "Dengan 'Hack Attack', George akan mengeksplorasi sisi gelap dunia (jurnalisme) itu, ketika semua aturan jurnalisme rusak dalam perlombaan untuk mendapatkan bayaran yang mudah dan selalu lebih besar."

Sony Pictures menyatakan pengambilan gambar untuk film ini baru akan dimulai pada 2015.

Sidang kasus penyadapan yang melibatkan raja media Rupert Murdoch ini merupakan salah satu persidangan termahal dalam sejarah hukum Inggris. Kasus ini menelanjangi hubungan dekat antara Murdoch dengan politisi sekaligus ketiadaan metoda yang melarang kedekatan semacam itu dalam dunia media massa Inggris.

Penyadapan dalam kasus tersebut "memakan" korban antara lain Kate Middleton yang kini merupakan istri Pangeran William; aktor pemeran James Bond, Daniel Craig; dan aktor Jude Law.

Murdoch menutup News of The World pada 2011. Selain karena skandal penyadapan, penutupan itu juga dipicu temuan bahwa penjualan oplah terbesar dalam sejarah koran Inggris dari media ini ternyata menggunakan sumber ilegal berupa voicemail milik anak sekolah yang dibunuh.