“Saya diundang sebagai filmmaker untuk menyampaikan pandangan saya tentang berbagai perubahan sosial, baik di Indonesia maupun di Asia. Ada 100 peserta dan 50 pembicara dari 15 negara. Saya dipilih sebagai tokoh muda di bawah 40 tahun yang berkontribusi dalam dunia sosial lewat film,” ujarnya saat duhubungi wartawan, Selasa (21/10/2014).
Sebagai pembicara, Lola mengutarakan pendapatnya tentang sebuah film. Menurut Lola, film bisa menjadi sarana yang baik dalam menyampaikan kritik sosial, salah satunya menyampaikan revolusi mental.
“Saya menyampaikan bahwa perubahan sosial itu perubahan mindset dan budaya. Dan itu harus berlangsung terus-menerus. Dalam istilah Pak Jokowi, itu revolusi mental. Salah satu caranya adalah menjadikan film sebagai medium untuk menyebarkan virus perubahan sosial,” lanjutnya.
The Asian Consortium 2014 adalah lembaga sosial yang memiliki jaringan kuat di kalangan pengusaha, inovator sosial, pemerintahan, aktivis dan intelektual. Lembaga yang berpusat di Hongkong ini setiap tahun memberikan kesempatan pada pemikir dan inspirator muda di asia untuk menyampaikan gagasannya tentang perubahan sosial yang digelutinya.
Selain mengundang Lola, acara yang diadakan tiap tahun ini juga menghadirkan dua pembicara yang matang di dunia film, yakni Kieron Boyle dari Inggris dan Kevin Lynch dari Amerika Serikat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.