Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Tahun 90-an Tak Lekang oleh Waktu

Kompas.com - 20/02/2015, 16:37 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com -- Akhir-akhir ini, karya seni pada era 1990-an kembali naik daun. Yang mengherankan, pemburu entah karya musik, buku, atau permainan era itu bukan hanya mereka yang besar pada tahun-tahun itu. Generasi Y yang kini berusia dari belasan hingga 20-an tahun pun mencarinya.

Arena The 90S Festival di Bandung akhir pekan lalu memperlihatkan keadaan itu. Di sana, anak muda mendatangi stan aneka permainan dan buku. Ketika musik di panggung yang ada di dalam dan luar ruangan berkumandang, buru-buru mereka mendatangi arah suara.

Tak cukup hanya menikmati alunan suara merdu penyanyi Andre Hehanussa; pasangan penyanyi Fathur dan Nadila; atau vokalis band Base Jam, Adon; dan mantan vokalis band tersebut, Sigit, yang beraksi di panggung luar ruang, mereka ternyata hafal lagu-lagu penyanyi pada 1990-an itu.

"Aku dengar lagu-lagu dari band Java Jive dan Fathur-Nadila dari radio," tutur Barbie, siswa SMP di Bandung yang lahir pada 2000.

Untuk membuktikan ucapannya, ia menyanyikan lagu pada 1990-an berjudul "Semua Untukmu" yang dinyanyikan Fathur, vokalis Java Jive dan pasangannya Nadila. Hingga sekarang, lagu tersebut masih digemari banyak orang.

Pantas saja jika pada Sabtu (14/2/2015) itu, mereka dari sore sekitar pukul 16.00 sampai tengah malam tak meninggalkan Alderado, tempat acara diselenggarakan. Sebanyak 11 penyanyi dan grup band secara bergantian mengisi acara dan selama itu pula suasana di depan panggung selalu meriah. Band Sheila On7 yang naik panggung menjelang tengah malam pun tetap mereka tunggu.

Buku dan permainan

Kegemaran para remaja terhadap benda produk tahun 1990-an tak hanya kepada musik. Permainan dingdong yang berjaya pada dekade itu pun mereka cari. Avaro, siswa kelas IV SD Al Azhar di Jakarta, sejak stan dibuka dari pukul 15.00 sampai menjelang petang, asyik bermain dingdong yang diisi dengan koin.

"Pertama kali kenal mainan kayak gini dari oma yang punya game boy, lalu aku cari mainan itu. Eh, ada di pasar-pasar," ujarnya.

Menurut Avaro, main game di dingdong lebih menyenangkan daripada permainan game zaman sekarang.

"Gambarnya lucu, mainnya juga lebih mudah," lanjut bocah yang datang bersama kedua orangtuanya itu.

Stan buku Lupus, cosplay, dan Tamiya juga cukup ramai. Di stan yang menjual buku seri Lupus, Edila (21), mahasiswa Institut Teknologi Bandung, asyik melihat koleksi buku Lupus.

"Aku tahu buku Lupus dari kakak. Lama-lama keterusan senang membacanya," tuturnya.

Ia senang cerita dalam buku karangan Hilman Hariwijaya yang lucu dengan bahasa yang mudah dimengerti itu.

Penggemar lain buku Lupus yang kemudian menjadi anggota Komunitas Fans Novel Lupus, Adrianata (22), menyatakan, selain lucu, cerita serial Lupus secara tak langsung juga mengajarkan cara bergaul dan berkomunikasi yang benar dengan teman, adik-kakak, dan orangtua.

"Lewat cara dia berbicara, aku bisa belajar, oh gitu, ya, kalau bicara sama teman," Adrianata mencontohkan.

Melihat keadaan itu, Noey, pemain bas Java Jive yang juga musisi kawakan, tak bisa memastikan penyebabnya.

"Dari sisi musik, bisa jadi karena remaja sekarang sebenarnya sedang mencari band baru sebab selama setahun terakhir ini nyaris tak ada band baru kecuali Tulus," kata Noey.

Menurut dia, pada 2000-an memang banyak sekali band baru tetapi umurnya tak lama.

"Kalau ada yang mengatakan bahwa 1990-an itu era keemasan band Indonesia, bisa jadi benar karena band dan karya mereka masih hidup sampai sekarang. Lihat saja Kahitna atau Kla Project yang tetap eksis," tuturnya lagi.

Keadaan telah menunjukkan, karya apa pun yang berkualitas memang tak lekang oleh waktu. (TRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau