Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali dan Narji "Cagur" Tolak Pajak Batu Akik

Kompas.com - 12/03/2015, 15:33 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com -- Para personel band Wali dan pelawak Narji "Cagur" menyatakan ketidaksetujuan mereka jika kelak pemerintah benar-benar menggolongkan batu akik sebagai batu mulia dan memberlakukan pajak atas penjualan batu akik.

Asal tahu saja, Narji merupakan penggemar batu akik. Sementara itu, Wali merilis lagu "Antara Aku, Kau & Batu Akikku" serta membuat klip videonya dengan menghadirkan meme-meme mengenai batu akik dari media sosial dan melibatkan Narji plus pelawak Elly Sugigi sebagai dua pemeran utama klip video tersebut.

Apoy, gitaris dan pencipta lagu Wali, mengaku peduli akan nasib orang yang mencari nafkah dengan menjadi penambang kecil-kecilan batu akik.

"Kalau dipajak, kan kasihan tukang (penambang kecil-kecilan) batu. Mereka berapa sih penghasilan per bulannya. Itu kan faktor untuk memungut pajak," kata Apoy, yang juga mewakili Faank (vokal), Ovie (keyboard), dan Tomi (drum), di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (10/3/2015).

"Saya juga baca literaturnya, ternyata enggak jadi (dikenai pajak) dan ternyata penghasilan per bulan para tukang batu ini tidak masuk penghasilan yang wajib pajak. Harapan saya, sektoral lah. Kecuali kalau transaksi batunya sampai miliaran rupiah, baru boleh. Harga seratus lima puluh ribu (rupiah), mereka untung seratus ribu (rupiah), jangan lah (dikenai pajak). Kasihan mereka yang dagang batu akik," tekan Apoy.

Narji sepandangan dengan Apoy.

"Apalagi buat saya, yang sudah lama terjun di dunia batu akik. Peran pemerintah untuk para pedagang batu saja belum banyak, lho. Masih banyak pedagang batu yang jualan di pinggir jalan. Penggalian-penggalian juga belum ditertibkan. Tolong dong pemerintah kasih fasilitas dulu lah bagi tukang batu, seperti pelatihan-pelatihan, sumbangan alat, dan sebagainya," ujar Narji, yang berbendera Trio Semprul bersama Gading Marten dan Andhika Pratama jika membawakan acara musik layar kaca Inbox.

"Sumber batu kita diambil ke luar negeri, di-cutting yang bagus, masuk mall, terus dijual dengan harga yang berkali-kali lipat. Apa kita peduli selama ini? Tapi, di saat booming batu seperti ini, langsung dikasih tahu soal pajak. Kasihan lho, tukang batu," ujarnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau