"Makanya bagi saya penghargaan ini menjadikan tantangan besar di mana Falcon bisa menciptakan film-film dengan kelas penonton yang lebar, ini akan menjadikan cermin budaya ke depan. Jadi 2015-2016 kami sudah siapkan film-film yang akan mendatangkan banyak penonton," kata Naveen dalam wawancara di kantor Falcon Pictures, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2015), atau sehari setelah menerima piala H Antemas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam perayaan Hari Film Nasional, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2015).
Film-film Comic 8: Casino Kings, Panji Tengkorak, Negeri van Oranje, My Stupid Boss, dan Bumi Manusia dijadwal bakal meramaikan gedung-gedung bioskop Indonesia. "Yang jelas ada Comic 8: Casino Kings ya, lalu Negeri van Oranje dengan empat pemain yang top. Ada Chico Jericho, Abimana, Ge Pamungkas, Tatjana Saphira, sama Arifin Putra. Itu fokus komposisinya persahabatan, cinta, dan pendidikan," ujar Naveen.
"Tahun ini kami targetkan juga My Stupid Boss yang novelnya best seller. Ini bercerita hubungan antara karyawan dengan bos. Si karyawan selalu menganggap bosnya itu bodoh. Nah hubungan ini dimasukkan ke dalam satu film komedi yang sangat lucu. Bulan Juni ini kami mulai produksi," tambahnya.
"Kami juga siapkan Bumi Manusia dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananya Toer. Naskahnya sedang dalam pengerjaan tim penulis, ini harus detil sekali," lanjut Naveen.
Menurut Naveen, Falcon Pictures akan semakin fokus dalam mengembangkan film komersil yang mampu meyedot orang untuk nonton di bioskop. "Bapak Presiden menyampaikan, 'Ayo kita nonton film Indonesia sebelum kita nonton film asing'. Kemudian Bapak Presiden mengeluarkan penghargaan H Antemas ini karena film terlaris itu bisa mengajak penonton untuk menonton film Indonesia, jadi H Antemas itu diberikan kepada Comic 8 itu karena Comic 8 mendatangkan 1,7 juta penonton," tutur Naveen.
Kendati demikian, Naveen tetap memproduksi film-film bernilai seni. Untuk itu dia pun mengembangkan rumah produksi Art House. "Setiap film itu dinilai dari dua sisi yang berbeda. Comic 8 itu dinilai teman saya yang sineas itu film jelek, saya sampai dipanggil, 'Tolong jangan bikin film begini lagi ya, Falcon itu patron director-director bagus'. Tapi ke sininya selain kami jadi patron director yang bagus, kami juga harus jadi patron konsumen. Itu yang kami harus lihat," jelas Naveen.
"Nah biar kawan-kawan bisa berprespektif seperti itu akhirnya kami bikin Art House. Ini silakan berkritik sinematografinya, emosinya, bahasanya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.