"Di Tokyo kemarin, ampun. Saya lari dengan suhu tiga sampai empat derajat. Kalau panas kita terbiasa ya," cerita pria bernama lengkap Dimas Setowardana tersebut dalam wawancara di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Lanjut Dimas, saat lari menembus dinginnya cuaca di Tokyo, dia tiba-tiba merasa ingin buang air kecil. Namun, hanya karena memikirkan waktu yang mepet, Dimas akhirnya memilih menahan pipis hingga garis finis tanpa memedulikan fasilitas toilet yang telah disediakan pihak panitia.
"Aku waktu itu menahan minum, karena udara dingin juga, enggak terasa haus. Akhirnya selamat juga (menahan pipis sampai garis finis)," kisahnya lalu tertawa.
Di luar cerita menahan pipis, Dimas mengatakan, rasa nasionalis dapat timbul dengan mengikuti ajang lari di luar negeri. Misalnya, saat mengikuti ajang lari di Singapura, dia bersama beberapa rekan sehobinya sengaja mengenakan t-shirt dengan tulisan Indonesia di bagian dada. Rasa bangga pun spontan menggelora ketika rombongan mereka dipanggil dengan nama negara.
"Aku bisa merasakan atlet Indonesia dapat medali di sana, aku cuma rakyat biasa kebetulan suka lari pakai baju, itu aja sudah merasa bangga. Mereka tepuk-tepuki. Jadi kampanye juga promosiin Indonesia," ucap Dimas. (Muttya)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.