Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Jelajah "Artefak" Komik "Indie" Indonesia di Bentara Budaya Jakarta

Kompas.com - 08/05/2015, 17:15 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Puluhan karya komikus Indonesia dipresentasikan dalam Pameran Retrospektif Komik Indie yang bertempat di Gedung Bentara Budaya, Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Kamis (7/5/2015) malam. Berbagai karya dari 24 komikus indie Tanah Air tersebut, ada yang dibuat dari tahun 1994 hingga 2015.

Karya yang ditampilkan didapat dari beberapa sumber, seperti arsip Perpustakaan Akademi Samali, komunitas komik indie, dan ada pula yang disumbang dari koleksi pribadi penggemar komik. "Kita ingin menyuguhkan karya komik independen sekaligus artefak komik-komik indie," terang Beng Rahadian, selaku ketua panitia pameran ini.

Komikus yang ikut berpartisipasi pada pameran ini, datang dari berbagai usia dan latar belakang. Seperti Djair Warniponakanda, yang merupakan seorang komikus senior pencipta cerita Jaka Sembung. Ada juga personel grup musik The Panasdalam, Pidi Baiq. Ada pula Muhammad Reza Mustar alias Azer dan Adimas Bayu yang dikenal dengan sebutan Masdimboy, dimana kedua komikus ini dikenal lewat karya-karyanya yang bisa dinikmati di akun media sosial, Instagram.

"Komikus yang kita undang pada acara ini, tentunya memiliki statement yang jelas. Baik independen atau mandiri dalam berkarya," ucap Beng. Media yang digunakan dalam menampilkan karya komik di pameran ini pun beragam, tak melulu menggunakan kertas.

Talenan, ember, sandal jepit, jemuran besi, dan lainnya juga menjadi media yang digunakan untuk berkarya. Beberapa diantaranya ada yang bermain dalam visual tiga dimensi. Seperti komikus Azer yang membuat gambar mesin fotokopi dari karton, lalu komikus Masdimboy yang membingkai komik-komiknya.

Beberapa karya komikus Djair sang pencipto Jaka Sembung malah disediakan meja untuk siapapun yang tertarik membacanya di tempat. "Kita ingin menampilkan retrospeksi kepada masyarakat atau pelaku komik, ketika bikin komik itu harus dikembalikan kepada rasa mau main-main. Jadi tidak melulu mencari profit atau keuntungan. Tapi juga ada estetikanya," tambah Beng lagi.

Bukan hanya pameran, ada pula pasar komik, seminar komik Asia Tenggara, hingga diskusi buku Retrospektif Komik Indonesia 1995-2005. Acara ini digelar mulai hari ini, Jumat 8 Mei hingga 16 Mei 2015, pukul 10.00 sampai 18.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau