Komikus yang ikut berpartisipasi pada pameran ini, datang dari berbagai usia dan latar belakang. Seperti Djair Warniponakanda, yang merupakan seorang komikus senior pencipta cerita Jaka Sembung. Ada juga personel grup musik The Panasdalam, Pidi Baiq. Ada pula Muhammad Reza Mustar alias Azer dan Adimas Bayu yang dikenal dengan sebutan Masdimboy, dimana kedua komikus ini dikenal lewat karya-karyanya yang bisa dinikmati di akun media sosial, Instagram.
"Komikus yang kita undang pada acara ini, tentunya memiliki statement yang jelas. Baik independen atau mandiri dalam berkarya," ucap Beng. Media yang digunakan dalam menampilkan karya komik di pameran ini pun beragam, tak melulu menggunakan kertas.
Talenan, ember, sandal jepit, jemuran besi, dan lainnya juga menjadi media yang digunakan untuk berkarya. Beberapa diantaranya ada yang bermain dalam visual tiga dimensi. Seperti komikus Azer yang membuat gambar mesin fotokopi dari karton, lalu komikus Masdimboy yang membingkai komik-komiknya.
Beberapa karya komikus Djair sang pencipto Jaka Sembung malah disediakan meja untuk siapapun yang tertarik membacanya di tempat. "Kita ingin menampilkan retrospeksi kepada masyarakat atau pelaku komik, ketika bikin komik itu harus dikembalikan kepada rasa mau main-main. Jadi tidak melulu mencari profit atau keuntungan. Tapi juga ada estetikanya," tambah Beng lagi.
Bukan hanya pameran, ada pula pasar komik, seminar komik Asia Tenggara, hingga diskusi buku Retrospektif Komik Indonesia 1995-2005. Acara ini digelar mulai hari ini, Jumat 8 Mei hingga 16 Mei 2015, pukul 10.00 sampai 18.00 WIB.