CANNES, KOMPAS.com — Film Yakuza Apocalypse garapan sutradara Jepang, Takashi Mike, dan dibintangi pesilat Indonesia, Yayan Ruhian, mendapat sambutan luar biasa dari para pencinta, pemerhati, serta wartawan film di Festival Film Cannes di kota Cannes, Riviera, Perancis, sejak 13 Mei.
"Luar biasa sambutan penonton, saya merasa terharu," ujar Yayan Ruhian kepada Antara London yang ikut menyaksikan pemutaran perdana film Yakuza Apocalypse: The Great War of the Underworld bersama lebih dari 500 penonton dalam acara The Cannes Directors Fortnight di gedung Theather Green Room, Kamis (21/5/2015) malam.
Sebelum film dimulai, pembawa acara memperkenalkan Yayan yang menjadi bintang malam itu. Pemeran Mad Dog dalam film The Raid: Redemption itu mempertunjukkan aksi silatnya dengan berbagai jurus di panggung dan mendapat sambutan luar biasa dari penonton.
Film yang dibintangi Hayato Ichihara, Yayan, Sho Aoyagi, dan Riko Narumi ini menceritakan kisah tentang Akira (Hayato) yang mengidolakan seorang Genyo Kamiura. Genyo adalah kelompok Yakuza yang paling kuat.
Genyo Kamiura sering kali menjadi target operasi pembunuhan, tetapi ia tidak pernah terbunuh oleh para musuhnya. Itu sebabnya ia mendapatkan julukan sebagai "manusia tak terkalahkan" oleh musuhnya.
Karena Genyo Kamiura, Akira memasuki dunia para gangster Yakuza. Teman Yakuza-nya memperlakukannya seperti seorang yang idiot, Akira bahkan tidak mendapatkan tato karena ia memiliki kulit sensitif.
Perlahan demi perlahan, Akira kecewa terhadap dunia Yakuza. Ia merasa dunia Yakuza yang ia alami berbeda dari apa yang ia lihat di film-film. Perbedaan yang paling ia rasakan ada pada kesetiaan dan kebaikan hati yang hanya tergambar dari para Yakuza di film-film.
Sutradara Takashi Miike tidak sempat hadir di Cannes. Namun, sutradara yang dikenal dengan karya-karya action-nya itu mengirimkan sambutan dengan diselipi humor yang membuat penonton tertawa dengan ulahnya yang bergaya seperti Geisha dengan payungnya.
"Saya senang dan bangga bisa bekerja dengan Takashi Mike karena ia bukan sutradara Jepang biasa," ujar Yayan. Ia mengatakan bahwa bekerja dengan insan film asing membutuhkan disiplin tinggi.
Satu tahun persiapan
Yayan menuturkan, perlu waktu satu tahun untuk mempersiapkan pembuatan film yang digarap selama tiga bulan itu. Bagi Yayan, ini merupakan pengalaman baru dan ia berharap akan banyak lagi pemain film Indonesia yang bisa berkiprah secara internasional. Hal ini membuktikan bahwa bintang film indonesia bisa sejajar dengan bintang film dunia lain dan menjadi orang pilihan. Untuk itu, film Indonesia harus mendapat perhatian dari pemerintah.
Ini merupakan kesempatan kedua Yayan ke Perancis, tetapi baru kali ini ia ke Festival Film Cannes dan berjalan di karpet merah layaknya bintang film Hollywood.
"Bagi saya, yang utama adalah berkarya dan bintang film Indonesia bisa berkiprah di dunia internasional, dan pencak silat sebagai media juga bisa berkembang di dunia internasional," ujarnya.
Bagi Yayan, tantangan utamanya dalam film adalah bermain bagus. Bekerja sama dengan insan film dunia merupakan suatu anugerah tersendiri. Aktor yang digosipkan akan membintangi film Star Wars ini mengakui bahwa suatu keberuntungan ia bisa berangkat ke Cannes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.