"Biasanya di album-album sebelumnya kami lebih banyak pakai sound gitar yang rock 'n roll atau akustik, atau pakai alat musik etnik seperti banjo jadi terdengar lebih vintage. Sekarang kita lebih nyoba yang ke modern rock yang menggunakan banyak jenis distorsi," ucap gitaris Lyla, Fare, dalam jumpa pers peluncuran single terbaru mereka, "Kehabisan Waktu", di Plaza Bisnis Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/7/2015) sore.
Karena faktor itulah Lyla kini lebih banyak menggunakan looping atau efek suara berulang, brass section atau bagian alat musik tiup di orkestra, dan distorsi gitar yang dominan. Bahkan, di salah satu materi lagunya nanti, Lyla juga mencoba bermain musik reggae.
"Ada lagu yang sedikit reggae, ada juga lagu yang bahasanya agak sedikit nyeleneh jadi bahasanya enggak baku seperti di album-album sebelumnya," sambung Naga, sang vokalis.
Perubahan itu, disebut Lyla sebagai salah satu proses metamorfosa dan pendewasaan dalam bermusik. "Jadi lebih lepas, lebih explore dan colourful," ucap Naga.
Mengenai single "Kehabisan Waktu" yang baru saja dirilis, Lyla masih setia dengan nuansa pop ballad. Fare mencipta lagu ini berdasar kisah masa lalu salah seorang personel Lyla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.