"Ternyata enggak mudah, karena nyabutnya akar (lumut) harus sampe ke dalem. Aku baru tahu, karena selama ini kita cuma lihat aja, ada (tukang) yang bersih-bersih halaman rumah kita," ujar Pia.
Meski bukan kali pertama mengunjungi candi Budha terbesar di dunia itu, kegiatan bersih-bersih ini merupakan pengalaman pertama yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidupnya.
"Bersihin candi itu enggak sembarangan juga, karena harus pakai alat-alat yang enggak merusak batu. Aku tadi pakai sapu lidi," ucap pemeran utama film Sang Penari itu.
Aktris cantik yang pernah meraih penghargaan kategori Aktris terbaik Festival Film Indonesia (FFI) itu pun tampak tidak canggung duduk bersila di lorong-lorong candi sambil bergelut di bawah teriknya sinar matahari siang itu. Pia mengaku tidak khawatir jika kulitnya yang putih bersih berubah menjadi gelap akibat tersengat sinar matahari.
"Aku malah suka kulitku agak gelap. Di kamera lebih bagus," ungkapnya.
Menurut Pia, kegiatan kampanye pelestarian Candi Borobudur perlu terus digalakkan kepada generasi muda saat ini. Selain itu, edukasi kepada pengunjung Candi Borobudur juga dinilai perlu ditingkatkan lagi.
"Aku lihat banyak pengunjung yang masih suka pegang arca, menekan-nekan relief, sampai memanjat stupa, padahal itu kan enggak boleh karena bisa merusak struktur batu candi. Jadi aku kira pengunjung perlu lebih banyak di-briefing sebelum naik ke candi," ujar wanita kelahiran Jakarta, 1 Juni 1984 itu.
Pia mengatakan, Candi Borobudur tampak begitu gagah, tetapi jika tidak dirawat dengan baik maka bukan tidak mungkin akan rusak sehingga mengancam kelestarian warisan budaya dunia tersebut.
Selain Prisia Nasution, dalam kegiatan yang digagas oleh produk kecantikan Khiel's bekerjasama dengan UNESCO, Balai Konservasi Borobudur (BKB), dan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang itu juga diikuti oleh sejumlah tokoh muda, antara lain pengusaha muda Keenan Pearce, perancang busana Raden Sirait, komunitas Mabua Harley Davidson Indonesia dan lain sebagainya.
Kepala Sie Pelayanan Konservasi BKB Iskandar M Siregar mengapresiasi kegiatan bersih-bersih candi tersebut sebagai upaya pelestarian cagar budaya peninggalan Raja Samaratungga dari abad ke-VIII itu. Dijelaskan, bahwa membersihkan batu bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab perlu kehati-hatian dan membutuhkan waktu yang lama.
"Kegiatan ini menjadi pengetahuan bagi masyarakat, bahwa Candi Borobudur perlu dirawat dengan baik, antara lain dengan membersihkannya secara rutin. Pembersihan itu sendiri tidak mudah, harus pelan-pelan, sedikit demi sedikit jadi harus telaten. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, harapannya ke depan perlu digalakkan lagi," ungkap Iskandar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.