Menurut dia, JPU menyebut RA hanya mengingat artis dan model berinisial AA. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan keterangan Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan AKBP Surawan yang pada 28 Mei 2015 lalu mengatakan bahwa pihaknya sudah memanggil seorang saksi berinisial TM yang pernah meminta "pekerjaan" kepada RA dengan tarif puluhan juta.
Di kesempatan yang lain Pieter pernah mengatakan bahwa ada seorang artis berinisial SB yang sempat meminta dibantu untuk mencari pelanggan kepada RA. Ia menyebut "jasa" SB bertarif di bawah Rp 50 juta. Itu disampaikannya dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, 2 Juni 2015.
Sebelum sidang pembacaan dakwaan siang tadi, Pieter mengatakan bahwa nama-nama artis akan diungkap secara gamblang tanpa menggunakan inisial. "Jaksa akan sebut nama-namanya. Ini akan seru. Tunggu saja," ucapnya.
Namun, ketika ditanya mengenai apakah ada perbedaan antara keterangan RA dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan dakwaan JPU, Pieter hanya menjawab singkat. "BAP kan belum masuk pembuktian," ucapnya kepada wartawan usai sidang, Selasa sore.
Pieter pun enggan menjelaskan lebih lanjut alasan RA disebut lupa dengan nama-nama artis yang dijajakannya.
Untuk diketahui, Polres Metro Jakarta Selatan menangkap mucikari RA bersama seorang model majalah berinisial AA di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada 8 Mei 2015. Dari penangkapan tersebut ditemukan 200 kontak model dan artis yang tersimpan dalam telepon genggam RA yang diduga "bekerja" untuknya. Atas kasus prositusi ini RA didakwa melanggar Pasal 296 KUHP dan Pasal 506 KUHP dengan ancaman pidananya maksimal satu tahun dengan denda sebesar Rp 15.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.