Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghimpun Serakan Lagu A Riyanto

Kompas.com - 13/09/2015, 21:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Di antara lagu-lagu yang singgah di sudut kenangan Anda, boleh jadi ada lagu karya Aloysius Riyanto (1943-1994). Sebut saja "Teringat Slalu", "Pulau Seribu", ”Bunga Mawar” yang dipopulerkan Tetty Kadi. Atau mungkin "Angin Malam", "Mawar Berduri", "Hati Tertusuk Duri". Itu hanya segelintir dari seribuan lagu karya A Riyanto.

Banyak seniman musik yang tidak memiliki dokumen, apalagi master rekaman, karyanya. Termasuk komposer sekelas A Riyanto yang karyanya diduga mencapai seribuan. Lagu-lagu gubahannya dari era 1960an hingga akhir hayat tercecer tak karuan. Keluarga A Riyanto kini tengah bekerja keras mengumpulkan kembali karya-karya Mas Kelik, panggilan A Ariyanto.

"Kami masih terus menginventarisasi dan sampai sekarang baru terkumpul 389 lagu," kata Eko Indrajit, suami Lisa A Riyanto.

Untuk mendukung upaya itu, Eko dan Lisa berinisiatif mengundang kerabat dan penggemar A Riyanto untuk berkumpul dalam syukuran keluarga sekaligus merayakan ulang tahun ke-40 Lisa. Acara itu dibarengi dengan "Mengenang Karya A Riyanto". Eko meminta rekan Mas Kelik untuk memberikan testimoni sekaligus mencari kemungkinan-kemungkinan ditemukannya kembali karya-karyanya. Hadir antara lain Acil Bimbo, Enteng Tanamal, Johan Untung, dan Rafika Duri.

Keluarga A Riyanto telah merancang sejumlah proyek terkait inventarisasi lagu-lagu Mas Kelik bertajuk proyek "Mawar Berduri". Proyek pertama mereka namai "Anggrek Bulan", sesuai dengan judul lagu karya A Riyanto. Proyek ini berupaya mencari, mengumpulkan, mengidentifikasi, mengonfirmasi, hingga memvalidasi karya A Riyanto. Selanjutnya, proyek ini akan menyusunnya dalam sebuah buku berlisensi dan menyebarkannya kepada publik.

Proyek ini akan mencari wadah sejenis fans club A Riyanto. Kalaupun belum ada, akan dirintis keberadaan wadah tersebut. Langkah itu dimaksud untuk mempermudah pengumpulan kembali lagu-lagu A Riyanto.

Eko menjelaskan, proyek ini sudah dikerjakan bersama ayahnya, R Djokopranoto (74), mantan Ketua Badan Pengurus Yayasan Atmajaya yang juga penggemar lagu-lagu ciptaan A Riyanto. ”

"Lima tahun lalu, saya baru mengetahui sekitar 100 lagu ciptaan beliau. Kemudian enam bulan terakhir saya dan Eko intensif mencari hingga terkumpul 300-an lagu,"” kata Djokopranoto.

Djoko mencari dengan cara seperti membongkar kliping koran tahun ’70-an dan ’80-an, memburu kaset, serta melacak lewat internet. Akan tetapi, hal tersebut dirasa belum maksimal. Sebab, menurut informasi yang dia terima, A Riyanto pernah mengatakan telah menciptakan sekitar 1.000 lagu. Bahkan, istrinya, Theresia Suwati, mengatakan, karya A Riyanto mencapai 2.000 lagu.

"Kami meyakini masih banyak karya Mas Kelik yang belum ketemu," ujar Djoko.

Eko menargetkan akhir November tahun ini pihaknya sudah dapat menyerahkan koleksi karya Mas Kelik itu ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Jika proyek ini rampung, akan diteruskan dengan menulis buku biografi, membuka peluang bagi musisi untuk menginterpretasi lagu-lagu Mas Kelik dalam berbagai jenis musik, juga meluncurkan karyanya yang belum terpublikasi.

Suwati mengatakan, ada beberapa lagu Mas Kelik yang belum sempat dinyanyikan. Lagu-lagu itu tidak sampai sepuluh, tetapi sangat penting nilainya untuk melengkapi lagu-lagu yang sudah ada.

Kiprah
Aloysius Riyanto lahir di Solo, 23 November 1943, putra dari penulis lagu anak-anak terkenal Daldjono atau Pak Dal. Pernah tergabung dalam band 4 Nada dan kemudian membentuk Favourites Group. Sejak pertengahan era 1960-an, lagu-lagu A Riyanto meramaikan belantika musik Tanah Air. Tetty Kadi dan Christine, yang masih terhitung kerabat dekatnya, merupakan beberapa penyanyi yang menyanyikan banyak lagu gubahan A Riyanto.

Kemudian pada era 1970-an karya A Riyanto dibawakan sejumlah penyanyi, seperti Titiek Sandhora, Broery Marantika, Arie Koesmiran, Anita Theresia, Emilia Contessa, Bimbo, Harvey Malaiholo, Hetty Koes Endang, Andi Meriem Matalatta, Rafika Duri, dan Jamal Mirdad. Rafika sangat terkesan dengan cara Mas Kelik menciptakan lagu.

"Lagu 'Hati Tertusuk Duri' itu yang antara lain melambungkan nama saya. Rafika Duri tertusuk duri. Pas sekali, he-he-he," ujar Rafika.

Perlu dicatat pula, A Riyanto juga tergabung dalam band Favourites Group sebagai pemain kibor, komposer, dan penyanyi di luar penyanyi utamanya, yaitu Mus Mulyadi. Dalam band ini A Riyanto menulis lagu kondangnya "Mawar Berduri" yang dilantunkan Mus Mulyadi. Mas Kelik juga menyanyikan sendiri lagunya, antara lain "Tetes Hujan di Bulan April", "Mimpi Sedih", dan "Seuntai Bunga Tanda Cinta".

"Lagu A Riyanto ini lintas generasi. Yang juga membuat saya tertarik lagu-lagunya itu bercerita," ujar Ahmad M Ramli, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, yang sejak remaja mengenal karya A Riyanto.

Mirip dengan Ramli, Nur Lelly terpesona dengan lagu ”Hati yang Luka”. Lagu ini mengiringinya dalam masa-masa sulit ketika bercerai dengan suaminya. Bait terakhir yang sangat mewakili hati Lelly.

"Dia mengubah cintaku jadi benci," kata Lelly mirip syair lagu itu.

Bagi Lelly, lagu-lagu A Riyanto seperti mencerminkan suara hati pendengarnya. Kini, ”suara hati” itu berserak dan menunggu dihimpun. (MOHAMMAD HILMI FAIQ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com