Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bimbim "Slank": Paru-parunya Mati, Sesaklah Dunia

Kompas.com - 15/09/2015, 16:49 WIB
Thalia Shelyndra Wendranirsa

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Penabuh drum grup band Slank, Bimbim (48), menilai bahwa kebakaran lahan dan hutan yang menimbulkan kabut asap selama ini merupakan kesalahan yang telah berulang kali terjadi di Indonesia.

"Kesalahan yang selalu terulang yah, perbuatan manusia sih tepatnya. Hukumnya kurang sanksinya kurang, musti dipenjarain tuh orangnya apalagi perusahaanya, beri pengumuman ke publik kalo dia merusak lingkungan," ujar Bimbim dalam wawancara di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2015).

Pria bernama lahir Bimo Setiawan Almachzumi tersebut mengatakan, perbuatan sengaja membakar lahan dan hutan akan berimbas membahayakan manusia. "Dampaknya gila kan Indonesia paru-paru dunia sama Brazil. Paru-parunya mati, sesaklah dunia," katanya.

Bimbim menekankan, perlu ada hukuman tegas untuk para pelaku. "Penjarain sih, umumin ke publik, namanya siapa. Selama ini kan cuma imbauan, orang enggak kapok," kata Bimbim.

Titik-titik api terdeteksi ada di wilayah Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. (baca: Presiden Perintahkan TNI Bantu Padamkan Kebakaran Hutan)
 
Di Sumatera Selatan terpantau ada 224 titik api menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
 
Pada 4 September Presiden Joko Widodo bertemu dengan beberapa pejabat terkait untuk membahas penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. (baca: Pemerintah Siapkan Operasi Darurat Asap di Sumatera dan Kalimantan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau