"Mungkin itu yang membuat beban bagi anak saya. Saya bisa merasakan bagaimana beban batin dia. Boleh dibilang anak saya cenderung menutup diri. Mengurung diri dan sering emosional. Anak saya itu peka dan perasaannya halus," tutur Nia usai mengisi salah satu program televisi di Studio TransTV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (28/9/2015) sore.
Nia mengaku sempat terkejut dengan perilaku putranya yang terkadang tak bisa mengontrol emosinya. Ia pun sadar bahwa masalah rumah tangganya lah yang menjadi akar penyebabnya.
Karena merasa khawatir, Nia akhirnya memilih berkonsultasi dan menyekolahkan putranya di lembaga pendidikan nonformal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) milik psikolog anak Kak Seto.
"Dia perlu penanganan dan perhatian khusus untuk mengembalikan seperti semula lagi. Itu tidak mudah bagi saya sebagai orangtua," ucapnya.
"Berita-berita itu sangat berdampak ya. Di sekolah umum biasa kan tidak bisa terlalu diperhatikan oleh gurunya. Tapi, ini kan bisa, karena di kelasnya muridnya tidak terlalu banyak, terus banyak guru yang psikolog juga. Alhamdulillah sekarang mulai berkurang. Ada perubahan sedikit-sedikit," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.