"Di stage tadi agak-agak lupa gerakan. Jadi lumayan agak berantakan narinya. Nervous," tuturnya dalam wawancara di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2015).
Ia mengaku hanya berlatih selama dua jam beberapa hari sebelum acara berlangsung. Walaupun tarian itu dibawakan hanya tiga sampai empat menit, tetapi bagi dirinya yang bukan penari, hal itu cukup sulit. Apalagi beberapa tari daerah digabungkan menjadi satu tarian.
"Sulit gerakan-gerakannya apalagi untuk pemula. Latihan cuma itungan jam. Aku belum pernah sama sekali menari jadi kesulitan banget. Lumayan belibet peralihan tarian satu ke yang lain," ujarnya.
Beruntung tak cuma dia yang melakukan kesalahan, tetapi ia melihat rekan-rekannya sesama figur publik yakni vokalis Aurel Hermansyah, model Ayu Gani dan lainnya juga sempat lupa gerakan.
"Untung yang lain banyak yang salah juga gerakannya, jadi fun aja. Awalnya tertantang diajakin menari tradisional. Ini hal baru. Ternyata koreografinya di-mix semua. Jadi cukup menyulitkan dan menantang tapi seru pas dijalanin," kata dia.
Dion bersama Aurel, Ayu, fotografer Rio Motret serta travel blogger Febrian ikut mendampingi 1.500 peserta Indonesia Menari 2015 yang dihelat untuk kali ketiga.
Pada peserta terdiri dari 354 orang serta 74 grup tari. Mereka membawakan tarian tradisional yang digabung dengan tarian modern dengan iringan lagu-lagu daerah dari Sumatera Utara ("Siksik Sibatumanikan"), Kalimantan Selatan ("Paris Berantai"), Papua ("Sajojo"), Betawi ("Jali-jali"), Bali ("Janger") dan Sulawesi Utara ("Poco-poco").
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.