Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Freeport, Iwan Fals Muak dengan Sikap Elite Politik

Kompas.com - 25/11/2015, 20:57 WIB
|
EditorIrfan Maullana

JAKARTA, KOMPAS.com -- Artis musik Iwan Fals mengaku muak dengan sikap elite politik berkait kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla oleh Ketua DPR Setya Novanto untuk meminta saham dari PT Freeport Indonesia.

"Saya prihatin sama elite-elite politik kita apakah (kasus) itu fitnah atau enggak, saya enggak tahu. Kok terkesan pemimpin kita duniawi banget," ujar Iwan dalam wawancara di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Pusat, Rabu (25/11/2015).

"Saat saya baca di media, mohon maaf, saya muak dengan suasana ini," sambung Iwan dengan nada geram.

Iwan mengimbau masyarakat untuk tidak pernah memilih kembali pemimpin-pemimpin yang berperilaku seperti itu di masa yang akan datang.

"Ya jangan dipilih lah yang duniawi itu. Tapi kok saya kagum sama Jose Mujica (Presiden Uruguay) yang memberikan 90 persen gajinya kepada rakyat Uruguay. Dia hidup sederhana di tempat pertanian. Memang Uruguay bukan 200 juta orang, Uruguay itu hanya sekitar 3 juta orang penduduknya, tak sekompleks Indonesia," katanya.

"Tapi (pejabat Indonesia) bisa belajar kesedehanaan. Kepuasan pemimpin itu tak seberapa, dia banyak uang, tapi seberapa banyak rakyatnya sejahtera, itu harusnya ukuran elite politik kita," tambahnya.

Menteri ESDM Sudirman Said sebelumnya melaporkan Setya Novanto ke MKD atas dugaan meminta saham dari PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam laporannya ke MKD, Sudirman menyebut Novanto bersama seorang pengusaha menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.

Pada pertemuan ketiga, menurut Sudirman, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.

Sudirman mengaku mendapat informasi itu dari pimpinan Freeport. (Baca: "Politisi Kuat" Minta Saham 20 Persen ke Freeport untuk Presiden dan Wapres)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+