Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

David Bowie dan Karya yang Menyiratkan Kepergiannya

Kompas.com - 11/01/2016, 17:45 WIB
Wisnubrata

Penulis

Look up here, I’m in heaven  
I’ve got scars that can’t be seen"

Look up here, man, I’m in danger
I’ve got nothing left to lose

This way or no way
You know I'll be free

KOMPAS.com — Cuplikan lirik lagu berjudul "Lazarus" itu barangkali menunjukkan ungkapan hati David Bowie menjelang ajalnya. Bowie rupanya sadar tubuhnya telah dikalahkan oleh kanker sehingga beberapa minggu lalu, pada pertengahan Desember, ia mengeluarkan single berisi berita kematiannya.

"Lazarus" sejatinya bukan sekadar single. Bowie juga menulisnya sebagai bagian dari drama musikal Broadway yang dipentaskan pada pertengahan Desember lalu.

"Lazarus" berkisah soal tokoh bernama Major Tom Newton, tokoh yang juga dimunculkan Bowie dalam Man Who Fell To Earth tahun 1976. Major Tom dalam Lazarus diceritakan menjadi tua dan kesepian selama bertahun-tahun tinggal di Bumi, dan berharap bisa pulang ke planet asalnya.

Dalam kaitan dengan penyakit kanker yang diderita Bowie selama 18 bulan terakhir, "Lazarus" dianggap memiliki arti lain. Karya itu dianggap sebagai swan song sang musisi, atau karya terakhir seseorang sebelum dia pergi.

Bowie lahir pada tanggal yang bersamaan dengan ulang tahun Elvis Presley, 8 Januari 1947. Ia lahir dengan nama David Robert Jones.

Beberapa tahun kemudian, saat memulai kariernya sebagai artis, ia menggunakan nama Bowie supaya orang tidak keliru antara dirinya dan Monkee Davy Jones. Namun, soal perubahan nama ini, Bowie pernah berujar, "My real name is David Jones and I don't have to tell you why I changed it."

Matanya

Selain karya-karyanya, ada sesuatu yang menarik soal Bowie. Coba lihat foto-fotonya, Anda akan menemukan bahwa dua bola matanya berbeda warna; aneh, tetapi justru membuatnya menawan.

Konon perbedaan warna itu bukan bawaan seperti heterochromia umumnya, melainkan karena disebabkan oleh perkelahian dengan temannya, George Underwood, karena berebut perempuan. Matanya terhantam saat ia berusia 15 tahun, dan pupilnya menjadi berbeda warna.

Underwood pada kemudian hari bukan menjadi musuh Bowie. Ia menjadi sahabatnya. Ia bahkan merancang beberapa sampul album Bowie.

Bowie, yang sejak usia 12 tahun sudah bermain saksofon, mengeluarkan album pertamanya, David Bowie, tahun 1967. Pada tahun yang sama, ia juga mengeluarkan single berjudul "The Laughing Gnome". Single ini dikritik sebagai lagu terburuk yang pernah ia rekam.

Uniknya, saat Bowie meminta penggemarnya memilih lagu yang akan dimainkan dalam tour tahun 1990, "The Laughing Gnome" adalah nomor yang paling banyak diminta. Meski begitu, Bowie justru tidak memainkannya.

Salah satu karya Bowie yang membuatnya terkenal adalah "Space Oddity". Lagu ini menjadi hit di Inggris pada tahun 1969, dan digunakan oleh BBC saat memberitakan pendaratan di Bulan.

Pada tahun 2013, astronot Kanada, Chris Hadfield, juga pernah menyanyikannya di Stasiun Ruang Angkasa Internasional sebelum kepulangannya ke Bumi.

Youtube Chris Hadfield, astronot NASA, dalam video musik pertama yang direkamnya di antariksa. Hadfiled menyanyi membawakan lagu David Bowie, Space Oddity.
"Space Oddity" bercerita tentang seorang astronot yang tak berdaya setelah terjadi kesalahan pada sistemnya.

Adalah Major Tom, tokoh yang juga muncul dalam lagu "Ashes To Ashes" (1980) dan "Hallo Spaceboy" (1996), astronot yang dikirim ke ruang angkasa untuk suatu misi. Semua orang mengelu-elukan dia, bahkan ingin tahu baju apa yang dia pakai hari ini.

Namun, pada suatu titik, kapsulnya bermasalah. Sirkuitnya rusak, dan ia melayang-layang di ruang angkasa tanpa daya. Orang yang dipuja sebagai pahlawan itu menyerah pada semesta.
 
Kisah Major Tom ini mirip dengan kondisi Bowie setelah menderita kanker. Pada lirik pamungkasnya, Major Tom berkata, "Planet Earth is blue, And there's nothing I can do." Seperti Major Tom itulah, Bowie harus menyerah pada kondisinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com