Tessy bahkan menganggap pencekalan itu sebagai awal perkenalannya dengan narkotika.
"Kalau memforsir (terlalu lelah berkegiatan), enggak," ujar Tessy ketika diwawancara pada Selasa (9/2/2016) di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, tempat ia dirawat.
"Selama ini, saya sudah lama enggak nongol di TV. Enggak usah ngomong lagi kan, itu lantaran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)? KPI juga berperan (jadikan) saya pemakai barang haram (narkotika) itu karena frustrasi," tuturnya.
Personel kelompok lawak Srimulat ini mengatakan pula bahwa keputusan itu ia kembalikan kepada stasiun TV dan rumah produksi.
"Itu saya kembalikan ke stasiun (TV) masing-masing, karena apa semua stasiun, PH (production house), perusahaan film, enggak ada yang mau pakai saya?" sambungnya.
"Kalau mau pakai, terus dicekal. Padahal, banyak yang mengatakan, nilai Tessy ya pakai rok. Kalau saya pakai celana, sudah bukan Tessy," ujarnya.
Ia berharap bisa menemukan jalan keluar sehingga bisa kembali mencari nafkah dalam industri hiburan sebagaimana yang dilakukan selama ini.
"Saya berharap, kalau masih ada stasiun yang menganggap saya layak, saya pergunakan, karena sebagian hidup saya di situ enggak ada yang layak lagi," lanjutnya.
Sementara itu, keluarga dan rekan-rekan seprofesinya tetap memberi dukungan karena mengetahui sebab musabab ia mengonsumsi narkotika.
"Support banget, keluarga terutama. Karena apa? Saya bukan teroris, bukan pemerkosa, bukan bandar, saya hanya korban barang haram. Saya ambil hikmahnya aja," tekannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.