Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joey Alexander: Saya Anak Biasa yang Suka "Kung Fu Panda"

Kompas.com - 15/02/2016, 12:26 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com -- Untuk kali pertama artis musik Indonesia berhasil masuk dalam ajang penghargaan musik tertinggi di Amerika Serikat, Grammy Awards.

Joey Alexander, pianis jazz yang baru berusia 12 tahun, mendapat nominasi Grammy Awards 2016 untuk dua kategori.

Kategori-kategori itu adalah Best Improvised Jazz Solo untuk lagu "Giant Step" dan Best Jazz Insturmental Album untuk album My Favorite Things, dengan produser rekaman Jason Olaine.

Pada kategori Best Improvised Jazz Solo, Joey bersaing dengan empat pemusik jazz solo terkemuka AS.

Mereka adalah Christian McBride, Donny McCaslin, Joshua Redman, dan John Scofield.

Sementara itu, pada kategori Best Jazz Instrumental Album, Joey bersaing dengan Terence Blanchard featuring The E-Collective, Jimmy Greene, dan John Scofield.

Joey, yang saat ini bermukim di New York, memulai menulis komposisi musik "Ma Blues" ketika ia berusia 10 tahun.

Lagu ini juga ada dalam album perdananya, My Favorite Things.

Bakat Joey, yang berasal dari Bali, ditemukan oleh pemain terompet jazz kawakan dari AS, Wynton Marsalis.

Joey telah tampil di berbagai festival dan konser musik jazz di berbagai belahan Amerika Utara.
Dua produser VOA, Ningrum Spicer dan Yogi Leksono, bersama tim mereka, baru-baru ini berjumpa dan berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Joey di New York.

Ketika itu Joey sedang dalam persiapannya menjelang pergelaran Grammy Awards 2016.

Perhelatan tersebut akan diselenggarakan di Staples Center, Los Angeles, California, AS, Senin (15/2/2016) malam waktu setempat.

VOA:
Bagaimana perasaan Joey ketika mendapatkan dua nominasi untuk ajang penghargaan musik Grammy Awards ini?

Joey:
Saya merasa bersyukur sekali atas nominasi ini, terutama kepada ajang musik Grammy yang telah mengakui musik saya dan menyejajarkan diri saya dengan musisi-musisi ternama lainnya.

Saya juga bersyukur kepada kedua orangtua saya, terutama ayah saya, yang telah membimbing saya di bidang musik.

Saya juga sangat berterima kasih kepada produser album saya, Jason Olaine, dan juga musisi andal Wynton Marsalis, yang telah sangat membantu diri saya.

VOA:
Mengapa Joey memilih jazz?

Joey:
Dengan jazz, diri saya merasa bisa mengekspresikan kebebasan yang bisa membawa diri saya mempunyai perasaan swing dan blues.

Ketika mendengarnya, kita akan merasakan perasaan itu dan,  tanpa blues, jazz itu tidak akan pernah ada.

Bagi saya improvisasi adalah bermain dari hati, jadi ketika bermain di atas panggung semua bergantung dari hati dan bukan sesuatu yang direncanakan.

VOA:
Joey dikenal sebagai child prodigy (anak ajaib). Apa kegiatan sehari-hari dan kesukaan Joey?

Joey:
Saya hanyalah seorang anak yang mempunyai aktivitas dan hobi sama seperti anak-anak pada umumnya.

Saya suka mainan seperti action figures super heroes dan juga suka nonton film.

Seperti baru-baru ini saya nonton film Kung Fu Panda, di mana alur ceritanya menarik dan juga banyak action-nya.

VOA:
Bagaimana Joey membagi waktu dengan tur keliling, rekaman, latihan, dan sekolah?

Joey:
Saya menjalankan kegiatan saya secara natural, tidak susah banget, karena saya mengambil sekolah secara online dengan waktu yang fleksibel.

Musik adalah hidup saya, jadi saya selalu punya waktu untuk menjalaninya.
Tim VOA juga memberi kesempatan kepada para pemirsa setia VOA untuk bertanya langsung kepada Joey.

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan beberapa pemirsa yang dipilih oleh VOA:

Sanya Dririndra Putranti (pemirsa VOA):
Apa sih arti menjadi seorang pianis bagi Joey?

Joey:
Piano adalah musik saya, karena itu menjadi seorang pianis bagi saya adalah seperti mengekspresikan sebuah cerita dari perasaan yang saya miliki.

Yayang Agnes Daniarsih Subarnas:
Siapa yang mempengaruhi musik-musik Joey?

Joey:
Sejak kecil saya selalu mendengar Louis Armstrong, Duke Ellington, Thelonious Monk, Miles Davis, John Coltraine, Herbie Hancock, dan, tentu saja, Wynton Marsalis.

Saya menjadi seperti ini karena mereka yang merupakan inspirasi saya.

Tidak hanya jazz, saya juga suka mendengarkan musik genre lainnya seperti gospel, pop, maupun klasik.

Wulan Danu Kusumo:
Siapa sih all time composer musik favorit Joey?

Joey:
Billy Strayhorn, Thelonious Monk, Miles Davis, John Coltraine adalah beberapa komposer favorit saya, tetapi mungkin Thelonious Monk adalah modern jazz composer pertama yang saya suka.

Ima Abdulrahim:
Indonesia punya banyak festival terkemuka seperti Java Jazz dan Jak Jazz dan banyak musisi dunia bermain di situ.

Bagaimana pendapat Joey terhadap festival-festival tersebut?

Joey:
Saya berharap semoga banyak orang Indonesia untuk bermain di festival-festival jazz tersebut.

VOA:
Apa rencana Joey ke depan? Termasuk bermain di Indonesia?

Joey:
Saya sedang menyelesaikan album kedua saya dan rencananya selesai tahun ini, di samping I love performing dan rencananya akan main di Newport Jazz Festival lagi tahun ini.

Dan, saya juga berharap akan bisa main di Indonesia.

Joey dijadwalkan akan menghadiri dan tampil dalam Grammy Awards 2016. Pergelaran tersebut akan dipandu oleh artis musik ternama LL Cool J.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau