Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kahitna: Di Ujung Jalan Itu, 30 Tahun Kemarin...

Kompas.com - 21/02/2016, 15:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Di ujung jalan itu, 30 tahun kemarin, Kahitna memulai cerita cintanya di jagat musik Tanah Air.

Sepanjang jalan itu pula syair-syair dan melodinya menjadi soundtrack hidup bagi jutaan hati. Begitu mengena saat berbunga, apalagi kala terluka. Ah, Kahitna!

Karena itu, hampir tidak ada tempat kosong di Plenary Hall Jakarta Convention Center saat grup tersebut menggelar konser perayaan 30 tahun usianya, Sabtu (13/2/2016).

Hajatan itu dikemas dalam festival bertajuk "Love" yang rangkaian acaranya dimulai sejak siang dengan 20 artis pengisi acara.

Tepat pukul 21.47, satu per satu personel Kahitna muncul di panggung. Mereka adalah trio vokalis Hedi Yunus, Carlo Saba, dan Mario Ginanjar bersama Doddy Isnaeni (bas), Bambang Purwono (kibor), Budiana Nugraha (drum), Andrie Bayuadjie (gitar), Harry Suhardiman (perkusi), dan Yovie Widianto (piano/keyboard).

Penonton, terutama yang paling dekat dengan panggung, sontak melonjak girang dan histeris. Setidaknya 45 menit sebelum konser dimulai, mereka sudah mengular panjang di pintu-pintu masuk supaya mendapat posisi paling asyik di dalam ruang konser berkapasitas 5.000 tempat duduk itu.

Kahitna pun langsung menggebrak dengan medley "Bagaimana", "Everybody Need Somebody", dan "Permaisuriku".

Dengan penampilan bertuksedo, ketiga vokalis rajin menjelajahi semua sudut panggung. Berdendang dan bergoyang energik mengikuti irama-irama riang lagu.

Hampir tak terlihat seperti band yang berumur 30 tahun. Hampir.

"Oksigen," ujar Hedi Yunus sesaat setelah menyelesaikan medley tersebut. Celetukan itu spontan disambut tawa penonton.

"Hufff, capek, 30 tahuuun!" kata Hedi, "memaklumi" staminanya sendiri sekaligus "pamer" pencapaian band yang lahir tahun 1986 itu.

Ya, Hedi dan semua personel Kahitna sangat layak berbangga. Bisa dihitung dengan jari band yang sanggup eksis dan berkibar selama tiga dekade di kancah musik nasional.

Pencapaian itu kian istimewa karena Kahitna mampu menjaga formasinya relatif utuh sejak pertama berkarier hingga kini.

Karya-karyanya terus melekat di benak banyak penggemarnya sejak album pertama mereka, Cerita Cinta, dirilis tahun 1994.

Lagu "Cerita Cinta" sekaligus menjadi hit pertama yang melambungkan nama band asal Bandung, Jawa Barat, itu.

Romantis
Salah satu kekuatan utama Kahitna adalah pada lirik-liriknya yang puitis nan romantis berbalut nada-nada melodius yang easy listening.

Simaklah penggalan lirik "Andai Dia Tahu" ini "Bilakah dia tahu, apa yang t'lah terjadi. Semenjak hari itu, hati ini miliknya."

Kahitna juga punya tema lagu yang lengkap untuk segala suasana hati, mulai dari tentang pengharapan cinta, patah hati, pertunangan, kesetiaan, sampai ehem, hati yang mendua.

Hampir semua lagu yang disajikan Kahitna selama 2,5 jam pertunjukan sukses membuat penonton terhanyut, mengayunkan badan, bergoyang, dan sing-along.

Hal itu terutama terasa pada lagu-lagu hit, seperti selain yang sudah disebutkan di atas, "Cantik", "Tak Sebebas Merpati", "Menanti", "Katakan Saja", "Tak Mampu Mendua", "Tentang Diriku", dan "Setahun Kemarin".

Sejumlah penyanyi top saat ini pun turut menjadi bintang tamu menyanyikan lagu-lagu Kahitna, seperti Raisa dengan "Soulmate" dan "Mantan Terindah" serta Isyana Sarasvati yang membawakan "Cinta Sudah Lewat".

Ada pula band The Overtunes yang menampilkan versi akustik dari "Bintang" dan "Seandainya Aku Bisa Terbang".

Personel Project Pop, Udjo, yang juga hadir dalam konser itu adalah salah satu pengagum berat Kahitna.

"Dari Kahitna aku banyak belajar bagaimana caranya konsisten berkarya. Selama 30 tahun menjadi inspirasi dan menghibur orang, mudah-mudahan aku sama Project Pop juga bisa seperti itu," katanya.

Udjo mengaku, banyak lagu Kahitna yang menjadi soundtrack kisah cinta masa mudanya dulu.

Saking fenomenalnya Kahitna, Project Pop sampai menciptakan satu lagu khusus berjudul "Gara-Gara Kahitna" dalam album Move On tahun 2013.

"Lagu-lagu Kahitna itu lengkap untuk perasaan cinta apa pun. Mereka menjadi theme song cinta anak-anak Indonesia dari generasi ke generasi," ujar Udjo lagi.

Apa yang dikatakan Udjo itu terbukti saat konser kemarin. Para penonton yang datang terdiri atas berbagai lapisan usia.

Kahitna bukan hanya dimiliki generasi yang menikmati masa muda tahun 1980-an atau 1990-an, melainkan juga generasi saat ini.

Contohnya Riri (22) dan Putri (22), dua penggemar asal Jakarta yang belum lahir saat Kahitna terbentuk.

"Musik dan lirik-liriknya berkelas. Lagu-lagunya everlasting," kata Riri mengungkapkan alasannya menyukai Kahitna, yang juga diamini Putri.

Yovie Widianto, di sela-sela konser, mengungkapkan resep keawetan Kahitna selama 30 tahun.

"Bukan karena saya pandai memimpin, melainkan karena saya punya delapan sahabat yang luar biasa," katanya merujuk pada delapan personel Kahitna lainnya.

"Meski casing sudah berbeda, semangat tetap sama seperti dulu," ujar Yovie lagi. (Mohamad Final Daeng)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau