Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penonton "Alay", Uang, dan Keinginan Dekat dengan Artis

Kompas.com - 27/02/2016, 06:30 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pencabulan yang dilakukan penyanyi dangdut Saipul Jamil kepada penonton bayaran, DS, telah menjadi buah bibir masyarakat. Tak sedikit pula yang merasa penasaran bagaimana para pesorak itu bisa lebih dekat dengan sang idola.

Berikut ini sebuah penuturan singkat Adrian (19), seorang penonton bayaran yang biasa dikoordinasi oleh agen atau yang biasa dikenal dengan istilah penonton "alay".

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta itu tak menampik bahwa ada interaksi antara artis dan penonton yang kerap terjadi setelah program acara di stasiun televisi berkait selesai mengudara.

"Ya di antara penonton sama artis ada yang kayak gitu," kata Adrian saat berbincang dengan Kompas.com di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (24/2/2016).

Adrian yang biasa mendapat bayaran Rp 100.000 untuk sekali menjadi pesorak layar kaca mengatakan, beberapa temannya mengaku pernah jalan bareng dengan artis yang mereka tonton.

Sayangnya, ia enggan membeberkan secara gamblang aktivitas apa yang dilakukan sang artis bersama penonton bayaran itu. Menurut dia, ketika penonton bayaran dan artis memilih berjalan berdua, itu merupakan sebuah privasi.

"Itu kan privasi mereka masing-masing untuk seperti itu," kata dia.

Saat ditanya apakah pernah ditawari jalan bareng artis, ia spontan menjawab, "Kalau gue sih belum, eh kok belum, enggak pernah kok," katanya dengan nada gugup.

Secara pribadi Adrian mengaku tergiur dengan sejumlah uang yang akan didapatnya ketika menerima tawaran untuk menjadi penonton "alay".

"Agensi datang secara pribadi, 'Mau enggak, budget-nya lumayan lho'. Ya terima dong," kata dia.

Hal serupa juga diakui oleh Deden (20). Lelaki asal Jonggol, Jawa Barat, tersebut mengaku tertarik mencari peruntungan setelah diajak oleh bibinya yang lebih dulu menjadi penonton bayaran.

Selain karena uang, Deden rupanya juga ingin belajar langsung dari artis yang ia tonton.

"Sebenarnya pengin sambil belajar sih cara-cara nyanyi kayak gimana gitu," ucap Deden yang bisa mendapatkan Rp 60.000 sehari dari aktivitasnya sebagai penonton bayaran.

Bagi Deden, bisa dekat dengan artis merupakan sebuah kesenangan. Dirinya malah berharap ada seorang penyanyi yang mau mengajarinya berolah vokal.

"Kalau diajarin mau. Tapi kalau negur artis takut, takut enggak ditanggapi kalau gue sapa," kata dia.

Dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan TVOne, Selasa (23/2/2016) malam, mantan koordinator lapangan penonton Elly Sugigi, mengaku melarang para penonton bayarannya untuk berteman dekat dengan artis.

Elly khawatir mereka akan meminta sesuatu ataupun dijanjikan suatu hal.

"Nanti saya yang jelek. Apalagi minta-minta duit, itu saya larang. 'Jangan suka minta duit. Jangan suka juga minta ikut, apalagi satu mobil bareng', itu saya larang," kata Elly menekankan.

"Takutnya (artis) nanti minta yuk ke rumah saya dulu, bantuin saya, itu yang saya enggak mau. Penonton kan punya harga diri," sambung dia.

Mengenai adakah kemungkinan penonton "alay" di bawah koordinasinya yang pernah digoda oleh artis, Elly tak membantah.

Namun, kata dia, godaan tersebut biasanya dialamatkan kepada penonton bayaran wanita.

"Kalau sementara ini laki-laki belum ya. Tapi kalau perempuan digodain sama artis sudah. Kalau (artis) laki godain perempuan wajar ya. Saaya sih enggak melarang mereka dekat sama artis, saya membebaskan tapi tahu batasannya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com