"Dari awal aku sudah bilang 'Aku dong yang direct'. Tapi enggak didengar sama produsernya," kata Joko setelah peluncuran buku keenam Supernova: Inteligensi Embun Pagi, di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (28/2/2016).
Padahal ia tertarik membuat film dari novel Supernova itu sejak seri pertamanya, yakni "Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh" (2001) begitu populer di masanya.
Adapun seri selanjutnya adalah "Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang" serta "Inteligensi Embun Pagi" yang merupakan seri terakhir.
Joko mengatakan, Dewi merupakan seorang penulis yang baik di masa kini. Banyak karya tulisnya kerap menjadi incaran produser dan sutradara kenamaan Tanah Air untuk digarap melalui sebuah film.
"Aku suka imajinasi yang liar. Terus ceritanya enggak terikat sama yang satu, dia (Dee) adalah pencerita yang baik," ucapnya.
"Agak terharu serial Supernova (Inteligensi Embun Pagi) adalah penutup. Antara sedih, bahagia, haru, campur aduk lah," kata Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.