Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongeng Musikal dari Album Baru Dream Theater

Kompas.com - 29/02/2016, 23:34 WIB

KOMPAS.com - Alkisah, pada tahun 2285, di atas langit istana Kerajaan GNEA alias The Great Northern Empire of the Americas terlihat puluhan benda terbang bernama Nomacs (Noise Machines).

Mereka membentuk formasi yang siap menyerang kerajaan. Peristiwa selanjutnya adalah para Nomacs memancarkan bunyi-bunyian ke seluruh penjuru kerajaan dan menjadi diktator dengan mengontrol irama yang boleh didengar oleh warga kerajaan.

Cerita tentu tidak berakhir di situ. Di sebuah dusun terpencil Ravenskill, ada seorang pemuda bernama Gabriel yang lahir dengan kemampuan bernyanyi dan bermain musik yang mumpuni.

Sosok Gabriel ini kemudian menjadi tokoh sentral dalam pergerakan pembebasan kerajaan dari kuasa mesin-mesin penghasil suara digital Nomacs. Gabriel mempunyai misi untuk mengembalikan kerajaan seperti sediakala, dengan suara-suara alam yang menjadi bagian dari kisah hidup mereka.

Kisah perjuangan Gabriel di atas bukanlah ringkasan cerita dari sebuah film ataupun naskah teater. Ini adalah dongeng yang dilantunkan oleh Dream Theater, band beraliran metal progresif asal Amerika dalam album terbaru mereka, The Astonishing.

Album yang dirilis pada 29 Januari 2016 ini adalah album ketiga belas dari Dream Theater.

Melalui The Astonishing, personel Dream Theater, yaitu John Petrucci (gitar), James LaBrie (vokal), Jordan Rudess (kibor), John Myung (bas), dan Mike Mangini (drum), kembali menyajikan kepiawaian mereka secara kolektif, yaitu membuat harmonisasi antar-instrumen dan merangkai sebuah komposisi musik yang khas mereka, yaitu indah, megah, dan (mungkin) sempurna.

Album berkonsep

Album The Astonishing berisi 34 lagu dengan durasi putar selama 2 jam 10 menit. Album berkonsep ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Sebelumnya, mereka pernah melakukannya di album Metropolis Part 2: Scenes from a Memory (1999).

Untuk memahami The Astonishing, para penikmat musik Dream Theater perlu mendengarkan album secara utuh.

Layaknya sebuah dongeng yang disajikan secara musikal, alur antarlagu di album ini seolah membangun emosi bagi yang mendengarkan. Perubahan ritme musik dari lagu pertama hingga terakhir terasa menyatu dengan telinga kita.

Untuk membuat dongeng ini menjadi nyata bagi pendengarnya, beberapa lagu dibuat dengan memasukkan beberapa komposisi musik yang kerap muncul sebagai musik latar film-film epik kerajaan.

John Petrucci, penulis semua lirik lagu di album ini, terinspirasi dengan film-film petualangan, seperti serial Game of Thrones, trilogi Lord of the Rings, dan film Star Wars. Beberapa bunyi-bunyian, seperti terompet kerajaan, derap langkah pasukan, dan percik air hujan, diselipkan ke lagu untuk menambah kedalaman cerita.

Untuk membantu pendengar memahami cerita The Astonishing, Dream Theater menampilkan karakter-karakter dalam lagu (Gabriel, Kaisar Nafaryus, Arhys, Faythe, Daryus, Permaisuri Arabelle, Evangeline, dan Xander) dalam laman resmi mereka, www.dreamtheater.net.

Karakter-karakter itu dibuat dengan konsep animasi dan dilengkapi dengan peta kerajaan sehingga mirip permainan gim (game) daring. Di situ juga ditampilkan bentuk Nomacs lengkap dengan gambar rancang bangun mesin itu.

Bagi para penikmat musik Dream Theater, album The Astonishing terasa tidak istimewa. Sajian musiknya hampir sama dengan album-album Dream Theater sebelumnya.

The Astonishing seolah hanya menjadi penanda bahwa warisan musik dari Dream Theater belum akan berhenti. Sejak ditinggal penabuh drum Mike Portnoy, mereka seperti tubuh yang kehilangan satu ruas rusuknya.

Dream Theater masih belum bisa menciptakan mahakarya seperti komposisi musik di lagu "The Dance of Eternity" atau "The Spirit Carries On" (keduanya dari album Metropolis Part 2: Scenes from a Memory).

Meski demikian, secara keseluruhan, album ini cukup enak didengar. Jika kita tidak punya waktu untuk mendengar satu album penuh, beberapa lagu akan dengan cepat kita sukai karena pada dasarnya Dream Theater selalu bisa membuat lagu yang enak didengar.

Dan, tampaknya, perjuangan Gabriel memberantas Nomacs akhirnya mendapat ganjaran setimpal, yaitu album The Astonishing berada di posisi pemuncak tangga lagu versi majalah Billboard pada 14 Februari 2016 atau dua pekan setelah diluncurankan.

Dream Theater membuktikan masih mampu menebar mimpi dengan karya musik mereka (YUNIADHI AGUNG)

-------
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Februari 2016, di halaman 29 dengan judul "Dongeng Musikal dari Dream Theater".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com