JAKARTA, KOMPAS.com -- The Divergent Series: Allegiant menjadi film yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para penggemar film serial Divergent.
Namun, tidak seperti bukunya, kisah Tris dan Four belum akan berakhir di film ketiga ini.
Buku terakhir dari trilogi Divergent yang menjadi sumber cerita film dipecah menjadi dua film, yakni Allegiant dan Ascendant.
Itu sebabnya, masih ada kisah menggantung di ujung film Allegiant.
Film pamungkas, yakni The Divergent Series: Ascendant, menurut rencana baru akan diputar tahun 2017.
Taktik memecah buku terakhir dan diadaptasi menjadi dua film sebelumnya juga dilakukan pada Harry Potter, Twilight, dan The Hunger Games.
Film kedua, The Divergent Series: Insurgent, berakhir pada keberhasilan Tris Prior (Shailene Woodley) membuka kotak rahasia.
Ia sekaligus mengakhiri ambisi Jeanine (Kate Winslet) yang ingin menjadi penguasa dengan cara menghabisi kelompok yang dianggap musuhnya, antara lain golongan divergent.
Divergent adalah orang-orang yang terlahir istimewa, memiliki seluruh elemen karakter unggul manusia, tetapi dicap sebagai pemberontak yang harus dienyahkan.
Di film ketiga, penonton akan kehilangan akting Winslet yang baru pertama kali berperan sebagai tokoh antagonis.
Ini karena Evelyn (Naomi Watts) yang berambisi menjadi penguasa baru melenyapkan semua orang yang dianggap berpotensi merintangi keinginannya.
Terkuaknya kotak rahasia menyadarkan warga Chicago bahwa kota yang mereka tempati selama ini tak lain hanyalah sebuah tempat percobaan.
Ternyata ada dunia lain di luar dinding pemisah kota yang mengatur eksperimen ini yang disebut bertujuan mengembalikan perikemanusiaan.
Selama ini warga Chicago dibuat percaya bahwa mereka adalah satu-satunya komunitas manusia yang diselamatkan dari dunia luar yang dilanda kehancuran.
Para divergent seperti Tris disebut sebagai hasil sukses percobaan sehingga membawa harapan bagi kelangsungan hidup manusia.
Ini membuat Tris dan kawan-kawan tertantang untuk datang ke dunia baru, seperti digambarkan pada pembuka film ketiga.
Harus memilih
Four (Theo James) harus memilih apakah ia akan mendampingi Tris atau mengikuti Evelyn, ibunya yang baru saja ia temukan lagi setelah berpisah selama belasan tahun.
Perjuangan Tris menembus tembok juga tidak mudah karena Evelyn menghalangi warganya yang berusaha menyeberang ke dunia baru.
Pelarian menuju dunia di balik dinding membawa pada kenyataan baru yang mengejutkan.
Tris bertemu David (Jeff Daniels), tokoh kunci di balik eksperimen. David adalah kepala Biro Kesejahteraan Genetik yang selama ini bertanggung jawab terhadap percobaan yang dilakukan di Chicago.
Untuk meyakinkan Tris, David mengungkap rahasia masa kecil Natalie Prior, ibunda Tris.
Kenyataan bahwa Tris merupakan gen murni 100 persen yang dicari-cari menjadi sumber konflik antara dirinya dan Four.
Pasalnya, meski termasuk divergent, Four tetap dianggap sebagai gen yang rusak karena kadar divergent-nya hanya 40 persen.
Tris mendapat perlakuan paling istimewa dari David. Perbedaan perlakuan ini menuntun Four mencurigai ada ketidakberesan pada dunia baru yang semula memberikan harapan.
Tris harus memilih, apakah ia memercayai David atau Four.
Konflik-konflik ini akan bersinggungan dengan karakter Peter (Miles Teller), oportunis yang berkhianat sana-sini demi memperoleh jabatan, serta Caleb (Ansel Elgort), kakak Tris yang sebelumnya mendukung Jeanine.
Adapun Christina (Zoe Kravitz), sahabat sejak di Chicago yang sakit hati atas kematian pacarnya di tangan Tris, kali ini tidak banyak mendapat eksplorasi karakter.
Sementara di dunia lama, Evelyn harus menghadapi Johanna (Octavia Spencer) yang tidak setuju terhadap penghapusan faksi.
Chicago kembali terancam perang saudara. Seperti dua film sebelumnya, sepanjang film ini diwarnai adu fisik dan kontak senjata.
Pemecahan film menjadi dua bagian tampaknya menjadi penyebab dari akhir cerita yang kurang memenuhi ekspektasi penonton.
Untungnya, penonton masih dihibur oleh visual efek menarik tentang gambaran masa depan, seperti kota modern dengan desain futuristik, sosok manusia dalam entitas seperti hologram, atau pesawat yang supercanggih. (SRI REJEKI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 April 2016, di halaman 20 dengan judul "Dunia Baru yang Berbahaya".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.