Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Independence Day: Resurgence": Invasi Para Alien

Kompas.com - 26/06/2016, 16:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pertikaian dan perang sudah dianggap sebagai "hukum pasti" di bumi ini. Kepentingan membuat manusia terpecah dan mengelompok sesuai kesamaan tujuan.

Rupanya, hanya makhluk luar angkasa yang bisa membuat manusia bersatu padu ketika harus melawan rencana "alien" menguasai Bumi.

Film Independence Day: Resurgence muncul sebagai sekuel Independence Day setelah 20 tahun berselang. Roland Emmerich masih memegang kendali sutradara.

Dalam Resurgence kita akan melihat hal yang selama ini dimimpikan makhluk Bumi, manusia melupakan perbedaan mereka. Tidak ada lagi yang meributkan ras, agama, suku, atau warna kulit.

Semua bangsa bersatu untuk menghadapi musuh yang mengancam eksistensi manusia di muka bumi.

Musuh di masa depan adalah makhluk luar angkasa yang ingin menguasai planet biru dan menjajah penghuninya.

Seperti formula film produksi Hollywood umumnya, Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan supremasi yang memimpin perlawanan terhadap invasi alien.

Kita masih akan bertemu dengan sebagian besar tokoh dalam Independence Day, kecuali Kapten Steven Hiller (Will Smith).

Dikabarkan, tidak adanya kesepakatan tentang "bayaran" yang diminta Will Smith menjadikan aktor bintang itu urung kembali berperan dalam sekuel ini.

Dalam film pendahulunya, kondisinya memang dibuat "mengambang", terkapar tanpa kejelasan apakah masih hidup atau tidak.

Sementara, tokoh yang dulu masih kanak-kanak, seperti Patricia Whitmore atau Dylan Hiller tentu saja kini sudah dewasa.

Patricia (Maika Monroe), yang juga anak mantan Presiden AS Thomas Whitmore (Bill Pullman), kini seorang pilot pesawat tempur.

Begitu pula Dylan (Jessie T Usher) yang mengikuti jejak ayah tirinya, Steven Hiller, menjadi kapten yang memimpin pasukan utama penerbang yang menggempur jantung pertahanan lawan.

Di jajaran pilot tangguh juga ada Jake Morrison (Liam Hemsworth) yang merupakan kekasih Patricia.

Setelah 20 tahun berselang, makhluk Bumi belajar dari pengalaman mereka ketika menghadang para alien yang berniat jahat.

Perserikatan Bangsa-bangsa membangun Earth Space Defense (ESD), program pertahanan global sebagai sistem peringatan dini.

Kekuatan ini dibangun di Bulan, Mars, Rhea, dan Area 51 yang menjadi markas besar ESD di muka Bumi. Namun, rupanya waktu 20 tahun tidak pernah cukup.

Ini terlihat ketika sebuah benda luar angkasa berukuran sangat besar muncul mendekati Bumi. Para alien kembali dengan kekuatan teknologi yang jauh lebih canggih.

Rupanya, sebelum kekalahan total alien kala itu, mereka berhasil mengirim sinyal ke luar angkasa.

Sambil bersembunyi, mereka membangun kembali kekuatan dan memanggil bantuan yang jauh lebih besar hingga saatnya tiba untuk kembali menyerang Bumi.

Sarat pertempuran
Suasana Independence Day: Resurgence tidak jauh berbeda dengan film pendahulunya, penuh dengan gambar tentang pertempuran melawan kekuatan alien.

Kali ini, segala sesuatunya dibuat dalam skala yang lebih besar dan lebih canggih dengan akibat kerusakan yang membuat kita berpikir tentang kondisi akhir zaman.

Efek visual yang cukup meyakinkan, kecuali pada beberapa bagian kecil, barangkali bisa menjadi pengobat dahaga para pencinta film fiksi sains (science fiction).

Namun, porsi drama pada film kali ini lebih kecil dibandingkan dengan pendahulunya. Penonton akan lebih banyak dibombardir oleh adegan pertempuran melawan alien.

Helikopter yang dipakai untuk menggempur pesawat luar angkasa tentu saja sudah digantikan dengan pesawat tempur canggih.

Manusia membangun teknologinya dengan mengadopsi teknologi tinggalan para alien kala itu. Ini didukung dengan kolaborasi para tokoh veteran dengan para penerus mereka.

David Levinson (Jeff Goldblum) yang kini dipercaya memimpin ESD berkolaborasi dengan Whitmore yang masih kerap merasa pusing ketika pesan telepati dari alien masuk.

Film ini juga dihiasi dengan berbagai aksi heroisme sebagai upaya puncak mempertahankan keberadaan ras manusia.

Amerika Serikat dikisahkan tengah dipimpin oleh perempuan, yakni Presiden Landford (Sela Ward) ketika serangan besar alien terjadi.

Pesawat luar angkasa yang terdeteksi hendak mendekati Bumi dapat ditembak jatuh.

Landford kemudian memimpin perayaan "kemenangan" ini dengan gegap gempita ketika kemudian sebuah benda asing dari angkasa luar yang berukuran jauh lebih besar tiba-tiba sudah berada di orbit Bumi.

Levinson yang tidak setuju dengan penembakan pesawat luar angkasa tadi kemudian mengecek langsung kondisi pesawat yang jatuh tersebut.

Ia dan tim kemudian berhasil membawa semacam bola berukuran besar dari dalam pesawat itu.

Di perjalanan, mereka bertemu dengan pesawat alien raksasa yang tengah mendekati Bumi.

Kali ini, manusia Bumi mendapat sekutu, yakni makhluk di dalam bola yang punya kekuatan teknologi lebih canggih. Makhluk ini juga menghindar dari kejaran alien yang ingin memusnahkan mereka.

Namun, sepanjang jalan cerita, tidak tampak kolaborasi berarti di antara kedua pihak.

Pada akhirnya, manusia harus memanfaatkan sisi unggul kemanusiaan mereka untuk menghadapi alien berteknologi tinggi serta membuktikan siapa ras yang lebih unggul di alam raya ini. (Sri Rejeki)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Juni 2016, di halaman 17 dengan judul "Invasi Para Alien".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com