JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada mulanya hanyalah sebuah ramalan kuno tentang kengerian neraka yang dihadirkan di muka bumi.
Layar perak segera dipenuhi dengan kehadiran api neraka yang menyala-nyala mengalirkan sungai api semerah darah.
Di tengah api itu, jiwa-jiwa yang tersesat mendapatkan hukuman atas beragam perbuatan keji di dunia.
Sembilan lingkaran neraka seperti yang digambarkan oleh penyair abad ke-14, Dante, dihadirkan di hadapan penonton.
Para pendosa yang tidak bertobat diadili. Barisan peramal digambarkan disiksa di api neraka dengan kepala dipelintir menghadap ke belakang sehingga tidak bisa lagi melihat ke depan.
Mereka berjalan dalam barisan besar.
Ada pula politisi korup dengan "jari lengket" direndam dalam tar mendidih.
Hukuman terbesar, seperti dikisahkan dalam puisi Dante, disediakan bagi penjahat terbesar sepanjang sejarah, yaitu Cassius dan Brutus yang membunuh Julius Caesar, serta Judas Iscariot.
Mereka dikunyah di tiga mulut setan sepanjang masa kekekalan.
Mengikuti kesuksesan film The Da Vinci Code (2006) dan Angels & Demons (2009), Inferno adalah film ketiga yang juga diadaptasi dari novel bestseller karya Dan Brown.
Novel Inferno diterbitkan tahun 2013 dan segera laris di pasaran.
Film yang disutradarai pemenang Academy Award, Ron Howard, ini ingin mengulang kesuksesan yang sama dengan tetap berpusat pada tokoh utama Robert Langdon, ahli simbol terkenal dari Harvard yang kembali diperankan Tom Hanks.
Selain Tom Hanks, Inferno juga dibintangi Felicity Jones, Irrfan Khan, Omar Sy, Ben Foster, dan Sidse Babett Knudsen yang mewakili beragam etnis di dunia.
Inferno diproduseri Brian Grazer dan Ron Howard dengan Dan Brown sebagai salah satu eksekutif produsernya.
Sistem rating PG-13 dari Motion Picture Association of America mengategorikan Inferno sebagai film dengan sebagian gambar yang tidak pantas ditonton anak-anak.
Judul film Inferno dipinjam dari karya penyair Italia abad pertengahan, Dante, dalam bahasa Latin yang bermakna: neraka.
Neraka bagi Langdon pada film ini dimunculkan sebagai pernyataan pikiran sekaligus pengalaman fisik karena dia didera sakit kepala hebat.
Ia semakin disiksa oleh amnesia yang membuat hidupnya penuh dengan teka teki.
Liku teka-teki
Mendekati film interaktif, penonton memang kemudian larut dalam teka-teki tentang arah alur film yang sulit ditebak.
Beragam kejutan terjadi.
Petunjuk yang sudah mengerucut ke suatu lokasi dengan tiba-tiba bisa berubah 180 derajat.
Kisah dimulai ketika Robert Langdon terbangun di sebuah rumah sakit di Italia dengan luka di kepala dan amnesia.
Langdon membuka film dengan memunculkan nerakanya sendiri.
Dia bangun di sebuah rumah sakit lalu diburu tanpa petunjuk siapa yang menginginkan kematiannya dan kenapa.
Langdon ditemani Sienna Brooks (Felicity Jones), dokter yang diharapkan bisa membantu memulihkan ingatannya.
Mereka berdua berkeliling Eropa, mulai dari Venice, Firenze, Budapest, dan Istanbul.
Keindahan museum-museum kuno dunia pun dihadirkan dengan begitu apik.
Tidak lama kemudian, Langdon lalu menyadari bahwa drama itu bukan hanya miliknya sendiri, tetapi juga menyangkut nasib kelangsungan hidup seisi planet.
Bersama Brooks, mereka kemudian berkejaran dengan waktu untuk menghentikan orang gila yang akan melepaskan virus yang diperkirakan akan menghapus separuh ras manusia.
Satu-satunya petunjuk untuk memecahkan teka-teki penyimpanan virus itu adalah puisi mahakarya Dante.
Penonton diajak larut dalam alam pikiran Langdon dengan serangkaian mimpi yang samar.
Inferno tak sekadar menghadirkan kengerian neraka, keindahan bangunan peninggalan abad pertengahan, dan mengajak penonton turut memecahkan teka-teki.
Film Inferno juga membawa penonton merenungi persoalan serius yang sedang dihadapi dunia: masalah overpopulasi.
Kelebihan populasi ini jika tanpa upaya pengendalian bakal benar-benar menciptakan infernoatau neraka di bumi. (Mawar Kusuma)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Oktober 2016, di halaman 21 dengan judul ""Puzzle" Neraka di Bumi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.