Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Lagu, Grup Warna Ikut Lestarikan Budaya Peranakan Tionghoa Indonesia

Kompas.com - 27/10/2016, 18:54 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup vokal Warna bakal ikut meramaikan acara "Kondangan Peranakan Tionghoa Indonesia" yang tahun ini di Grand Ballroom Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta Pusat, pada 11 November 2016.

Salah seorang personelnya, Ria "Warna", menilai kegiatan ini sebagai bentuk perjuangan untuk melestarikan budaya peranakan Tionghoa yang juga merupakan bagian budaya Indonesia.

"Ternyata ada semacam perjuangan di balik ini semua, yakni perjuangan budaya peranakan Tionghoa yang termasuk budaya kita juga," ucap Ria usai jumpa pers acara tersebut di Casa Grande Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016).

"Membakar semangat juga, harus kasih yang terbaik nih. Kami akan mendukung dengan lagu-lagu Warna. Lewat bernyanyi, kami bisa menyuarakan ayo cinta budaya Indonesia," tambahnya.

Rekan Ria, Sarwana, menambahkan, Warna nantinya menyanyikan lima lagu dalam acara tersebut. Namun, ia belum mau menyebut lagu apa saja yang akan mereka bawakan.

"Kami bawain lima lagu dan kami akan gunakan busana dari tiga desainer berbeda," ucapnya.

Sebagai informasi, acara tersebut diadakan oleh The Association of Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina).

Ketua Aspertina Andrew Susanto, menambahkan acara ini mengambil tema dasar peragaan busana seni budaya peranakan Tionghoa lewat Batik Lasem.

Menurut dia, itu perlu diangkat melihat tradisi dalam budaya peranakan Tionghoa yang kini semakin memudar.

"Tujuan kegiatan ini untuk mencoba mempromosikan budaya pernikahan bagi suku Tionghoa di Indonesia," katanya.

"Karena anak-anak muda Tionghoa ketika menikah lebih suka menggunakan busana gaya barat. Itu concern kami, kenapa harus pakai busana barat?" tambah Andrew.

Lewat kegiatan ini, pihaknya mengharapkan bisa menjadi sosialisasi budaya kepada generasi muda.

Juga diharapkan para pecinta dan penggiat budaya peranakan Tionghoa, mulai dari perancang, pembuat kebaya, pengusaha batik, budayawan, ahli sejarah, hingga akademisi, bisa berkumpul di tempat itu.

"Kami hubungi beberapa desainer dan curhat sedikit dengan problem yang kami hadapi. Coba rancangan busana pernikahan masih dengan pakem Tionghoa, tapi modern. Contohnya warna merah," kata Andrew.

Selain menampilkan busana, juga nantinya ditampilkan sebuah cerita percintaan yang dikemas secara teatrikal yang dibagi ke dalam beberapa segmen. Kisah yang diusung tentang perpaduan dua budaya.

Ada pula pertunjukan bela diri Wingcun kelas dunia, tarian, lagu-lagu, serta hidangan menu khas penanakan Tionghoa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau