Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palmer, Sang Penyelamat "Gods of Egypt"

Kompas.com - 26/02/2017, 20:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Film Gods of Egypt banjir kritik. Kritik paling tajam antara lain menyangkut kegagalan sinematografi dalam penggunaan teknologi computer-generated imagery (CGI). Perancang busana Liz Keogh Palmer menyelamatkan kekurangan film ini.

Dalam beberapa adegan memang terlihat ganjil secara visual sehingga film ini lebih terkesan animasi.

Ini misalnya terlihat ketika pemeran utama Horus (Nikolaj Coster-Waldau), Bek (Brenton Thwaits), dan dua temannya melintasi gurun pasir.

Langkah mereka seperti mengambang tidak menjejak pasir. Kelihatan sekali adegan ini dibuat di studio lalu digabung dalam proses penyuntingan. Sayangnya kurang halus.

Peluang kejanggalan ini terbuka lebar mengingat film kolosal berlatar gurun pasir dan kerajaan Mesir ini melibatkan ribuan orang. Juga penuh adegan akrobatik, seperti terjun dari tebing atau terbang menukik.

Secara konsep cerita tidak mengecewakan, hanya saja pengemasan visualnya kurang elok. Tampaknya sutradara Alex Proyas kurang teliti di bagian ini.

Yang juga mengecewakan adalah akting Gerard Butler sebagai Set, penguasa gurun. Sebagai tokoh antagonis, dia kurang gahar. Terlihat jauh lebih lembek dibandingkan ketika dia memerankan Raja Leonidas dalam film 300.

Meski demikian, mata penonton lumayan disegarkan dengan tampilan kostum para pemain yang imajinatif dan futuristik.

Horus si Dewa Udara digambarkan sebagai sosok yang mampu beralih rupa menjadi manusia burung dengan sayap logam keemasan.

Dalam tampilan keseharian, di pundak Horus bertakhta lempengan-lempengan emas berbentuk bulu-bulu burung yang dirajut berjajar diselingi bulu-bulu burung sungguhan sehingga mengesankan badan kekar.

Ketika beralih menjadi burung, sekujur tubuhnya seperti dibalut logam berkilauan, sesuai bentuk tubuhnya yang berotot. Lalu muncul sayap emas dari punggungnya.

Kostum itu tak jauh berbeda dengan Set (Gerard Butler), paman yang musuh besar Horus. Set adalah penguasa gurun yang merasa dibuang ayahnya, Osiris (Bryan Brown).

Ketika Horus dan Set bertarung, seperti melihat dua ekor burung besi bergelut. Penuh cahaya, berkilauan, dan akrobatik.

Performa Horus dan Set ini mengingatkan kita pada sosok Silver Hawk, film kartun era akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Hanya saja Horus lebih kemilau.

Kostum-kostum pemain lain tak kalah kemilau dan penuh detail lempengan logam. Pakaian mereka cenderung terbuka dengan memamerkan belahan dada, tetapi tak jatuh pada eksploitasi sensualitas karena disamarkan dengan pernak-pernik penuh kilau.

Keunggulan kostum pada film ini berkat imajinasi perancang busana asal Australia, Liz Keogh Palmer.

"Semua kostum murni datang dari imajinasi saya," katanya saat datang ke Indonesia dalam rangka menghadiri acara #AussieBanget, yang digelar Kedutaan Australia di Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Film berdasarkan mitologi Mesir ini bercerita tentang keadaan ketika manusia hidup berdampingan dengan para dewa. Lalu muncul perebutan kekuasaan oleh para dewa dan manusia turut menjadi korban.

Palmer mengungkapkan, dia membuat kostum itu hanya dari membaca naskah film dari Proyas tanpa diskusi.

Tahap selanjutnya, dia berdiskusi dengan Proyas dan memperoleh frasa kunci "planet mesir". Frasa ini yang lalu menjadi bingkai dalam dia berimajinasi tentang kostum pemain.

"Saya mencoba membumikan fantasi itu menjadi kenyataan dalam film," ujarnya.

Ini bukan pertama kali Palmer bekerja sama dengan Proyas. Dia juga dilibatkan untuk menggarap kostum dalam film-film hebat lainnya, seperti I, Robot (2004) dan Dark City (1998). Sentuhan fantasi Palmer ikut menyelamatkan Gods of Egypt. (Mohammad Hilmi Faiq)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Februari 2017, di halaman 26 dengan judul "Palmer Sang Penyelamat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com