JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi dan bintang film Maudy Ayunda kini menjadi aktivis kemanusiaan. Dia menjadi juru bicara gerakan melawan perbudakan modern yang dideklarasikan pada Selasa (14/3/2017) di Istana Wakil Presiden di Jakarta.
Perempuan kelahiran Jakarta 22 tahun lalu itu berbicara dan menyampaikan pemikirannya tentang perbudakan modern di depan khalayak yang terdiri dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, akademisi, aktivis, dan tokoh lintas agama.
Gadis dengan nama asli Ayunda Faza Maudya itu merasa isu perbudakan modern merupakan isu yang perlu diangkat ke permukaan.
Baca juga: Prabowo: TNI Polri, Bersihkan Diri Kalian Sebelum Saya Ambil Tindakan
Sebab, data Laporan Indeks Perbudakan Global Tahun 2016 menyebutkan, ada 736.100 warga Indonesia yang terjerat perbudakan, 40 persen di antaranya generasi muda dan berusia di bawah 17 tahun.
"Ini masalah yang sangat relevan saat ini," katanya.
Perbudakan modern yang dimaksud adalah orang-orang yang bekerja dalam tekanan dan mereka yang tidak mendapatkan haknya sebagai pekerja.
Baca juga: Trump Ancam Tarif Baru 50 Persen untuk China, Pasar Saham Dunia Berguncang
Maudy senang gerakan perlawanan itu mendapat dukungan tokoh lintas agama yang hadir di acara itu.
Kehadiran mereka meneguhkan keberagaman bangsa Indonesia yang disatukan dalam misi melawan perbudakan.
"Gerakan ini sangat menginspirasi," ujar pelantun lagu "Perahu Kertas" itu.
Baca juga: Harga Emas 8 April 2025: Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Melemah
"Langkah konkret apa yang akan kamu lakukan," tanya seorang jurnalis kepada Maudy.
Tanpa ragu, Maudy mengatakan akan memanfaatkan posisinya sebagai pekerja kreatif di bidang seni tarik suara.
Lewat karya-karyanya, dia akan menyampaikan pesan-pesan perjuangan melawan perbudakan.
Baca juga: Usaha Sepi Usai Direview Food Vlogger, Sidik Eduard: Seneng Mereka Jujur, tapi...
Tidak hanya itu, lewat akun media sosial miliknya, Maudy ingin memengaruhi cara pandang pengikutnya tentang perbudakan.
Menurut dia, menyuarakan hak asasi manusia adalah bagian dari kewajiban sebagai seorang pesohor. (NDY)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2017, di halaman 32 dengan judul "Melawan Perbudakan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.