HAMBURG, KOMPAS.com - Suara angklung kembali berkumandang di tanah Eropa. Setelah sukses dalam konsernya 8 tahun yang lalu, Angklung Hamburg Orchestra, komunitas angklung terbesar di Jerman, hadir kembali dengan konser ketiganya yang diselenggarakan pekan lalu.
Kelompok Orchestra yang terdiri lebih dari 40 anggota dari berbagai usia ini, sekali lagi membuktikan keindahan suara dari alat musik bambu tersebut dalam konser yang bertemakan “Around the World and Through the Time”.
Sekitar 300 penonton yang memenuhi gedung Miralles Saal, Hamburg, seolah terhipnotis oleh alunan musik instrumen dari Indonesia tersebut.
Konser amal yang dibuka dengan pembacaan puisi “Aku” karya Chairil Anwar oleh Sekar Mayang Wahyuni Wahyudi ini dibagi menjadi 2 sesi, Root yang berarti akar dan Displacement atau berhijrah.
"Lagu Lalayaran - Hariring Haleuang Tembang yang berasal dari Jawa Barat menjadi pembuka pada sesi pertama," kata Prio Adhi Setiawan, pimpinan Angklung Hamburg Orchestra saat dihubungi di Hamburg Jerman Kamis (27/4/2017).
Pada sesi pertama ini, Angklung Hamburg Orchestra memainkan lagu-lagu daerah seperti “Jali-Jali”, “Anging Mamiri”, dan “Yamko Rambe Yamko” hingga lagu-lagu yang dikenal baik oleh telinga masyarakat Jerman seperti “The Entertainer” dan “Freude Schöner Götterfunken, Symphony No. 9” karya Beethoven.
Pada sesi kedua, konser ini dimeriahkan dengan alunan musik khas oriental oleh Ziad Khawan, seorang pengungsi dari Suriah sebagai pembukaan.
Kemudian penonton diajak berkelana menjelajah ruang dan waktu dengan 6 lagu modern yang dipimpin oleh Hanif Sudarbo dan Adrian Janitra Putra, berawal dari lagu “New York New York”, “Santorini” hingga “Pompeii”.
Emosi penonton pun ikut hanyut dalam tiap entakkan dan irama angklung, dari yang bersemangat lewat lagu “Theme from Game of Thrones”, lagu “When You Believe” yang membuat bulu kuduk berdiri hingga lembutnya lantunan lagu “Bunda” yang diikuti isak tangis para penonton.
Riuh tepuk tangan penonton bergema di akhir acara dengan permintaan satu tambahan lagu. Angklung Hamburg Orchestra pun memenuhi permintaan penonton sekaligus menutup acara dengan lagu “Do Re Mi - Sound of Music”.
“Saya sering melihat konser, dan konser ini adalah konser terbaik yang pernah saya lihat. Saya rasa angklung adalah Instrumen yang paling rumit yang pernah saya lihat, bisa memainkan lagu-lagu modern dengan alat musik ini juga merupakan hal yang menarik,” kata Salman, salah seorang wakil dari organisasi Islamic Relief.
Tidak tanggung-tanggung, donasi yang terkumpul melalui penjualan tiket, kotak amal, dan tombola hingga saat ini mencapai lebih dari 3.500 Euro atau sekitar 50 juta rupiah (kurs 14.500).
Saluran donasi masih terbuka untuk umum sampai seminggu ke depan melalui jalur transfer bank. Donasi yang terkumpul dari konser ini akan ditujukan untuk pembangunan fasilitas kesehatan di Suriah dan fasilitas pendidikan anak-anak korban perang yang mengungsi di Libanon melalui organisasi Islamic Relief Jerman.
Organisasi internasional yang bergerak di bidang kemanusiaan ini telah menyalurkan berbagai macam bantuan kemanusiaan dan program pembangunan di seluruh dunia.
Konser amal ini, yang merupakan buah kerja sama warga Indonesia di Hamburg, dengan KJRI Hamburg dan PPI Hamburg, membuktikan bahwa banyak putra putri Indonesia yang peduli tidak hanya pada pengenalan kebudayaan Indonesia di tanah Eropa, tetapi juga terhadap sesama manusia.
Seakan kembali ke asal permainan angklung yang menunjukan keharmonisan dan kerja sama, menjadikan highlight malam ini: Musik adalah bahasa yang universal, menyatukan hati anak manusia yang terpisah jarak dan waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.