JAKARTA, KOMPAS.com - Star-Lord atau Peter Quill (Chris Pratt) kembali beraksi dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 2.
Ia kembali bertualang sebagai penjaga galaksi bersama Gamora (Zoe Saldana), Drax (Dave Bautista), Rocket (Bradley Cooper, sebagai pengisi suara), dan tentunya Groot yang beralih bentuk menjadi Baby Groot (Vin Diesel, sebagai pengisi suara).
Cerita bermula ketika para penjaga galaksi mendapatkan pesanan untuk menyelamatkan Planet Sovereign dari ancaman monster berlendir.
Sukses dengan misinya, mereka malah dikejar oleh pasukan yang dipimpin Ratu Sovereign (Elizabeth Debicki).
Biang keladinya adalah Rocket. Ia membuat marah sang ratu karena diam-diam mencuri beberapa beterai dari planet tersebut.
Aksi kejar-kejaran pun membuat pesawat penjaga galaksi jatuh ke sebuah planet di sebuah hutan.
Mereka lalu bertemu Ego (Kurt Russel) yang mengklaim sebagai ayah Quill, yang sempat diragukannya.
Quill kemudian diajak oleh Ego yang didampingi oleh asistennya, Mantis (Pom Klementieff), ke Planet Ego. Di situ Ego mengungkapkan asal usul kisah cintanya dengan ibunda Quill, Meredith.
Banyak kisah manis yang diceritakan Ego kepada Quill. Mulai dari klaim Ego sebagai manusia setengah dewa dan mengajarkan hal-hal kepada Quill, hingga rencana besar 'jahat' Ego terhadap alam semesta.
Beruntung Drax, Gamora, dan Rocket menyadari keganjilan tersebut berkat peringatan Mantis.
Sutradara James Gunn bisa dibilang cermat dalam menghidupkan karakter-karakter film meski dengan cerita yang ringan dan sederhana.
Kisah kekeluarga menjadi unsur kuat dalam film berdurasi 2 jam 18 menit tersebut. Jika Rocket yang pada film pertamanya amat bersahabat dengan Groot dewasa, kini malah tampil sebaliknya dalam film ini.
Rocket kerap dibuat kesal dengan tingkah kepolosan dan kejenakaan Baby Groo. Baby Groot tampil mengemaskan sepanjang film.
Tingkah laku bayi bertubuh ranting itu amat menghibur. Wajah polos dan tingkah nyeleneh Baby Groot pun diimbangi dengan sosok keibuan Gamora.
Sosok wanita berkulit hijau itu tampil lebih dewasa. Namun, ia tetap garang sebagai petarung.
Apalagi ketika sikap Gamora yang rela memperbaiki hubungan dengan saudarinya yang jahat, Nebula.
Aksi konyol dan ceplas-ceplos tetap disandang Drax. Sosok lelaki kekar berwarna merah itu kerap memecah suasana berkat humornya dalam setiap dialog.
Di situlah kekuatan Gunn begitu kentara dalam meramu film tersebut.
Sebagai Star-Lord, sosok Quill tetap menjadi peran sentral dalam film ini. Pratt benar-benar sempurna memerankan sosok Quill yang terkesan santai dan apa adanya.
Namun untuk film ini, Pratt benar-benar harus memposisikan diri di luar kebiasaan Quill yang sesungguhya itu.
Hubungan Quill, Gamora, Drax, Rocket, dan Baby Groot bisa dibilang sebagai komposisi yang pas diracik oleh Gunn. Mereka saling menyatu satu sama lain.
Selain itu, yang tidak bisa dilewatkan adalah iringan musik lawas bertemakan 1980-an. Latar lagu-lagu dari Awesome Mixtape #2 menjadi pemanis yang indah dalam film produksi Marvel Studios tersebut.
Lagu-lagu bertempo energik hingga sendu menjadi begitu selaras dengan setiap adegan-adegan film tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.