JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis Ika Natassa mengungkapkan alasannya untuk mengizinkan novel "Critical Eleven" diangkat ke layar lebar. Salah satunya, ia enggan dicap sebagai penulis yang posesif.
"Banyak penulis yang posesif sama bukunya sampai enggak mau difilmin. Buat aku sendiri sebagai penulis, aku punya banyak banget keterbatasan untuk menyampaikan emosi lewat tulisan," kata Ika saat ditemui usai jumpa pers peluncuran film Critical Eleven di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).
Ika merasa dengan diangkat menjadi sebuah film, bisa melengkapi keterbatasannya menyampaikan emosi melalui tulisan.
"Aku merasa keterbatasan aku mungkin bisa ditangani oleh medium lain misalnya jadi visual atau lagu," ucap Ika.
"Itu yang membuat aku bisa merelakan bukuku diadaptasi dengan produser yang aku pilih, dan dirasa paling mengerti emosinya," lanjutnya.
Sembari berharap emosi dalam dirinya dapat tersampaikan, Ika juga menampik kabar yang menyebut bahwa ia mencari keuntungan tinggi dari royalti film Critical Eleven.
"Semua orang tuh nebak aku tipe orang yang bidding, kayak lelang, siapa yang ngasih duit tertinggi itu yang aku kasih."
"Padahal buat aku pribadi, karena aku penulis yang nulis dari hati, aku cuma pengin perasaanku sedalam-dalamnya, apa yang aku tulis, dan perasaan pembaca yang cinta banget sama buku ini, waktu disampaikan secara visual itu harus, minimal exactly the same," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.