KOMPAS.com - Robby Purba selama ini dikenal sebagai seorang pembawa acara dan aktor film. Namun, ternyata dia mengaku lebih ingin dikenal sebagai presenter saja.
“Aku rasa film bukanlah ranahku. Aku tidak ingin dikenal sebagai aktor. Aku tidak termasuk ke dalam kelompok orang-orang hebat itu (para pemain film),” ujar Robby saat ditemui Kompas.com, Sabtu (13/5/2017).
Dia melanjutkan, alasan dirinya pindah dari Lampung ke Jakarta pun karena ingin membangun karier sebagai pembawa acara, bukan aktor.
“Aku ingin seperti Ferdy Hasan yang hanya fokus pada apa yang dicita-citakan (presenter). Aku ingin kalau orang dengar kata pembawa acara, mereka akan berpikir bahwa ada Robby Purba di Indonesia,” ucap Robby.
Kilas balik, Robby mengawali karier sebagai seorang penyiar radio di Lampung. Namun, ia mulai dikenal di dunia hiburan setelah terpilih menjadi The Most Favorite VJ—Video Jockey—di MTV VJ Hunt 2008.
Soal citranya menjadi aktor mulai mencuat kala ia mulai merambah dunia layar lebar dengan membintangi film horor Kutukan Arwah Santen pada 2011. Setelah itu, Robby muncul di film Cipularang yang tayang pada 2012.
Sebagai pembawa acara, kiprahnya mulai santer saat ia menjadi presenter acara kompetisi menyanyi di sebuah televisi swasta. Kini, Robby rutin memandu acara berita dan entertainment yang tayang setiap Sabtu malam di salah satu televisi nasional.
Meskipun sudah populer, Robby tak lantas pelit berbagi ilmu pada orang yang ingin belajar menjadi pembawa acara atau public speaker. Saat ini, ia rutin mengajar public speaking di sebuah tempat les di Jakarta.
Keliling Indonesia
Jika sedang ada waktu rehat dari kesibukan memandu acara dan mengajar, Robby kerap menjalani hobi travelling-nya. Dia mengaku telah mengunjungi hampir seluruh daerah di Indonesia. Kini, hanya tinggal tersisa dua tempat yang belum pernah disambangi olehnya.
“Aku belum pernah ke dua daerah paling ujung di Indonesia, yaitu Pulau We dan Raja Ampat. Aku pengen banget ke sana (apalagi Raja Ampat),” ujar Robby.
Namun, dari semua tempat yang pernah dikunjungi, Pantai Ora di Maluku menjadi tempat favoritnya. Pemandangan alam di sana membuat Robby semakin bangga menjadi orang Indonesia.
Selain sebagai hobi, kegiatan berwisata ini juga dipandangnya sebagai kegiatan mempromosikan Indonesia. Hal ini dilakukan Robby dengan rajin mendokumentasikan tempat yang dikunjungi, terutama saat sunrise atau sunset, lalu mengunggahnya ke media sosial.
Walaupun begitu, dia mengatakan, foto panorama di akun Instagramnya tidak mendapat likes sebanyak foto selfie atau group selfie. Kata dia, banyak pengikutnya di akun Instagram kerap memintanya untuk mengunggah swafoto atau foto bersama artis-artis lain, khususnya Ayu Ting-Ting.
Akhirnya, Robby yang awalnya kurang suka selfie pun sekarang menjadi cukup ahli berswafoto dan sering mengunggahnya ke Instagram. Pose andalannya adalah menggingit bibir karena dia sadar memiliki bibir yang cukup tebal.
Robby juga sering kali menahan untuk tidak senyum terlalu lebar. Menurutnya, hal ini dapat menyamarkan kerutan di daerah mata. Selain itu, dia juga selalu mengambil foto dengan sudut 45 derajat agak ke atas supaya nampak lebih tirus.
“Minta tolong teman yang tangannya paling panjang sebagai pengambil foto. Sebisa mungkin yang mengambil foto berdiri di paling kiri atau kanan, tergantung dia memegang ponselnya dengan tangan apa. Pokoknya, yang motret jangan berdiri di tengah karena akan ada bagian yang ketutup,” ucap dia.
Selain itu, Robby juga menyarankan untuk menggunakan ponsel yang memiliki fitur wide lens agar tidak ada wajah teman yang terpotong saat group selfie. Dirinya mengaku, dulu sering di-unfriend di media sosial karena mengunggah foto dengan wajah temannya yang terpotong.
Namun, semenjak menggunakan ponsel yang dilengkapi kamera depan dengan bukaan lebar, seperti Oppo F3 miliknya, menurut Robby masalah tersebut dapat diatasi. Pasalnya, fasilitas double view group selfie camera pada handphone ini, yang memiliki sudut pandang dua kali lebih luas, dapat memuat banyak orang dalam satu frame meski tidak dibantu selfie stick atau tongkat narsis (tongsis).
“Sekarang, nggak ada lagi teman yang suka baper (terbawa perasaan) dan meng-unfriend aku karena wajahnya terpotong di foto group selfie,” kata Robby.
Lensa dengan bukaan lebar tersebut juga mampu menjangkau latar belakang foto dengan luas. Bagi orang yang gemar berwisata seperti Robby, fasilitas ini pun sangat membantu. Ditambah, ponsel tersebut memiliki ukuran yang cukup ramping, yaitu 5,5 inch. Jadi, praktis dibawa ke mana-mana dan pengguna pun dapat melakukan group selfie hanya dengan satu tangan saja.