JAKARTA, KOMPAS.com - Synchronize Festival 2017 akan memulai gelar pada Jumat (6/10/2017) ini selama tiga hari ke depan di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Akan ada 102 band dan artis yang menyuguhkan penampilannya dalam festival lintas generasi tersebut.
Synchronize Festival merupakan sebuah festival musik multi-genre berskala nasional yang dihelat setiap tahun.
Pada festival ini penonton bisa menikmati musik pop, R&B, rock & roll, blues, folk, jazz, punk, heavy metal, hiphop, reggae, hingga dangdut.
Tak hanya masa kini, aliran musik yang disajikan pada festival itu ada berbagai dekade sejak 1970-an, 1980-an, 1990-an, hingga 2000-an.
Ada lima panggung yang berdiri kokoh bagi para musisi menampilkan karya musik masing-masing. Setiap panggung memiliki tema berbeda.
Gigs Stage merupakan area panggung di dalam ruangan. Area itu didesain menyerupai kafe dan pub. Di situlah para pendatang baru akan menyuguhkan penampilan bermusiknya.
District Stage merupakan panggung terbuka. Panggung itu merepresentasikan kehidupan kota-kota urban.
Nuasa alam nan hijau juga diusung oleh festival ini. Kali ini lewat panggung Forest Stage yang menonjolkan desain unsur selayaknya hutan.
Sedangkan Lake Stage mengusung nuansa yang asri. Selain kehijauan, lokasi panggung yang berada dekat dengan danau area Gambir Expo bakal menyegarkan mata.
Lalu ada pula Dynamic Stage yang mengusung tema kedimisan dari sebuah pergerakan.
Tak hanya soal unsur musik saja, individu dan kelompok kreator grafitti dan mural juga dilibatkan. Mereka adalah komunitas Gardu House, Marishka Soekarna, Ahmad Muarif, dan Ahmad Djali Rizzali.
Para solois dan band tak hanya bermain tunggal, mereka juga terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi. Berikut rangkuman beberapa proyek terbaru pada tahun ini:
1. Hello Dangdut
Jika pada 2016 lalu musik dangdut menggebrak panggung Syncronize lewat Rhoma Irama & Soneta, kali ini unsur musik itu tetap dipertahankan.