Tong Edan Visual Art Exhibition digelar Bentara Budaya Jakarta, kerja sama Kompas Gramedia Group, Bentara Budaya Jakarta dan Tyaga Art Management Malang.
Pameran ini mencoba melakukan pemaknaan retrospektif sekaligus respon kreatif atas fenomena pasar malam yang sempat mengemuka di Jakarta sejak 1889.
Tentu saja Tong Edan adalah sebuah analogi, semacam metafora untuk mendeskripsikan kehidupan secara umum.
Bahwa kehidupan biasanya hanya berputar putar disekitar situ-situ saja, bahwa hidup harus terus bekerja layaknya mesin yang menderu-deru, bahwa hidup berada dalam tekanan, keceriaan, keatas, kadang melipir kebawah sekaligus mengkombinasikan antara yang absurd, relativitas religius dan tarik ulur rasionalitas.
Dalam laku keseharian, Tong Edan juga punya sebutan "Tong Setan" atau "Roda-roda gila", frasa ini menggambarkan bagaimana pertunjukan tong edan memicu adrenalin penontonnya yg dianggap sebagai keahlian yang sungguh "gila" berani menaiki kendaraan bermotor didinding seperempat miring itu.
Nah, roda "kegilaan" itu terselip dalam proses kehidupan, yang bahasa gaibnya bisa pula disebut kesetanan, kesurupan, ketidaksadaran, instingtual atau perilaku tanpa pikir panjang yang kerap kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, bentuk lain dari modernitas.
Tong Edan menginspirasi kegiatan pameran seni rupa yang akan dilaksanakan pada tanggal 17-26, Mei 2018, hari kamis, pukul 17:30 wib(sekaligus buka puasa), di Bentara Budaya Jakarta dengan Kurator Kuss Indarto dan diresmikan oleh Bapak Rahmat Bastian(art lover and gallerist). Diiringi musikalisasi klasik oleh Hokly.
Seniman :
Aly waffa
Mayek Prayitno
Andie Aradhea
Iksan BreyKele
Angga Yuniar Santosa
Nabila Dewi Gayatri
Anis Kurniasih
Nugroho Heri Cahyono
Ariswan Adhitama
Nugroho Wijayatmo
Dira Herawatin
Rizka Suhita Parasinta
Erik Wiliean
Sinwan Aliyafy
Galuh Tajimalela
Suwandi Waeng
Hendung Tunggal Jati
Teguh Paino
Ilham Kurniawan
Tito Tryamei
Iqbal M
Tri Wahyudi
Isa Ansory
Ulil Gama
Joni Ramlan
Watoni
Jopram
Yanuar As Ben
Kasyanto
Yurisa Adhi
M.Imron
Yustoni Volunteero
M. Rizal Herlambang