KOMPAS.com – #CrazyRichSurabayan menjadi tagar terpopuler dan sempat menduduki posisi pertama trending topic di jagat Twitter Indonesia pada pertengahan September 2018.
Unggahan tersebut berisi kisah-kisah kalangan atas Surabaya dalam menjalani kehidupannya. Mereka umumnya menjalani kehidupan mewah, namun diucapkan seperti hal yang biasa.
Mulanya, tagar ini berasal dari cuitan-cuitan yang diunggah oleh seorang netizen bernama Judith Tirza di akun Twitter @btari_durga. Namun, tidak lama setelah itu banyak akun lain yang mengunggah kisah-kisah sejenis menggunakan tagar itu.
Kisah mengenai polah orang-orang kaya di Surabaya pun viral di media sosial.
Sebulan berselang, salah satu rumah produksi Indonesia, Falcon Pictures, mengumumkan akan mengangkat kisah yang diangkat dari kejadian nyata ini ke dalam film dan novel.
Mereka mengumumkannya melalui unggahan berantai di Instagram @falconpictures_ dan akun Twitter dengan nama yang sama.
Judith Tirza dalam hal ini akan turun langsung menjadi penulis novel yang akan difilmkan. Saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/10/2018) malam, Judith mengaku sudah memiliki kontrak dengan pihak Falcon.
"Kalo saya sama Falcon memang sudah ada kontrak buat novel. (Tapi untuk film) Baru sebatas obrolan," kata Judith.
Saat ini, ia bekerja sebagai seorang copywriter di sebuah agensi periklanan di Jakarta. Namun, sebelumnya, Judith berprofesi sebagai seorang guru pendidikan dini di Surabaya selama 13 tahun.
Pengalaman ini yang akan dituliskan menjadi sebuah novel bersama Falcon.
"Kenapa ingin dibukukan? Karena saya percaya life lesson bisa didapat dari mana saja, termasuk anak-anak," ujarnya.
Ia mengaku dalam novel ini tidak akan berfokus pada kekayaan material yang dimiliki oleh muridnya. Ini berbeda dengan cuitan-cuitan bertagar #CrazyRichSurabayan yang ia angkat sebelumnya.
Jauh sebelum tagar #CrazyRichSurabayan menjadi fenomena di masyarakat, Judith ternyata sudah aktif menuliskan pengalamannya saat berinteraksi dengan anak-anak melalui blog pribadinya sejak 2012.
"Sebenarnya pengalaman mengajar saya kan ada di blog ya, jadi memang sejak lama menulisnya," tutur Judith.
Di sana, Judith menceritakan tingkah polos anak-anak didiknya yang seringkali membuatnya kagum dengan segala kepolosannya.
"Apa yang paling mengena? Semuanya mengena. Semuanya mengajari saya untuk lebih bisa mendengarkan, lebih bisa empati, lebih bisa kenal dengan diri saya sendiri. Anak-anak itulah guru saya, lebih dari saya sebagai guru mereka," kata dia.
Saat ini progres penulisan novelnya sudah mencapai 60 persen. Rencananya, novel itu akan segera ia selesaikan agar dapat dirilis akhir Desember tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.