KOMPAS.com – Lagu Thailand berjudul "Moan" atau terkenal di Indonesia dengan sebutan "lagu kwik kwik" menyita banyak perhatian warganet di Indonesia, karena liriknya yang unik dipadukan dengan irama yang dinamis.
Namun, siapa sangka lagu beserta video klip dari musik yang rilis pada pertengahan Mei 2018 ini justru menuai pro-kontra di negara asalnya.
Bersumber dari artikel Sanook.com yang berisi wawancara kedua penyanyi, Sittichai Vibhavadee dan Pennapa Naebchid di sebuah acara talk show televisi Thailand, mereka mengaku mendapat hujatan di negerinya sendiri.
Awalnya, mereka mengaku diberitahu oleh komposer tentang proyek musik ini. Kemudian dibuatlah lirik untuk musik tersebut. Mereka pun menerima tawaran ini.
"Kami membacanya dan berpikir itu akan menyenangkan. Irama lagunya bisa membuat menari berdendang. Meskipun terdengar sedikit naif, namun lagu ini tidak mengarah pada seks melainkan hanya sebuah cerita," ujar Sittichai.
Meskipun di awal merasa ada yang aneh, tetapi Sittichai tidak menyangka akan berakhir kontroversial seperti sekarang ini setelah dirilis pada pertengahan 2018.
"Saya pikir itu akan menjadi ide yang baik untuk terlihat seksi dan lucu," ujarnya.
Baca juga: Fenomena Lagu Thailand yang Viral di Indonesia sebagai "Kwik Kwik"
Berkat lagu "Moan" ini, keduanya lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di Thailand. Padahal, mereka sudah berkecimpung di dunia tarik suara sejak lama.
Lagu "Moan" menjadi lagu wajib yang harus dinyanyikan oleh Sittichai dan Pennapa saat di atas panggung. Bahkan, mereka mengaku lagunya lebih terkenal daripada mereka sebagai penyanyinya.
"Harus menjadi lagu pertama di setiap penampilan. Lagu ini punya penggemar tersendiri. Saya harus mengatakan, banyak orang yang tidak mengenal kami tapi mengetahui lagu ini dengan baik," ucap Pennapa.
Saat ditanya mengenai tanggapan masyarakat atas lagu "Moan", Sittichai mengaku membaca komentar yang datang dari masyarakat di media sosial, baik yang positif maupun negatif, sehingga ia merasa sedikit tidak nyaman.
"Ini adalah cerita yang menghibur. Saya ingin menyenangkan orang banyak dan fokus pada musik. Tapi apa yang kami miliki mungkin sedikit nakal," ucapnya.
Keduanya menyadari karya yang dibawakan sedikit riskan, karena berbau hal yang dianggap tabu di Asia. Akan tetapi, mereka harus profesional sebagai seorang penyanyi yang membawakan lagu dengan penghayatan sesuai dengan cerita yang dibawakan.
"(Saat) membawakan lagu ini di hadapan publik sulit dan memalukan bagi kami," tutur Pennapa.