JAKARTA, KOMPAS.com - Pelawak Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro Warkop (61) tidak mau asal terima saat rumah produksi Falcon Pictures menunjuk Rako Prijanto sebagai sutradara film Warkop DKI Reborn.
Menurut Indro, sutradara yang akan menggarap film Warkop DKI Reborn haruslah orang yang benar-benar mengerti tentang Warkop DKI.
"Aku cari tahu dulu dia (tahu) Warkop apa tidak. Aku utamain itu dulu," kata Indro saat berkunjung ke kantor redaksi Kompas.com, Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Selasa (3/9/2019).
Baca juga: Sebelum Main Warkop DKI Reborn, Aliando Akui Tak Punya Karya Bagus
Rupanya setelah Indro mencari tahu tentang Rako, rupanya sang sutradara orang yang mengerti dan menyukai Warkop DKI.
Rako Prijanto bahkan punya grup WhatsApp yang membahas khusus tentang Warkop DKI.
"Pas aku okein, ya sudah kita lanjut cerita (garap cerita filmnya)," ujar Indro.
Baca juga: Warkop DKI Reborn 3, Indro: Kami Berkarya, Tak Ngomong Target Penonton
Dua film reboot sebelumnya, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) dan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2017) disutradarai oleh Anggy Umbara.
Kedua film tersebut meraih sukses besar dari segi jumlah penonton. Kedua film diramu berdasarkan mix beberapa judul film Warkop DKI lawas.
Namun, khusus untuk Warkop DKI Reborn 2019 ini, kata Indro, ia tidak mau ada sangkut paut ceritanya dengan film-film Warkop DKI lawas.
Baca juga: Dijual Rp 5.000, Tiket Mega Premier Film Warkop DKI Reborn Ludes
"Aku tetap ingin Warkop banget, tetapi dengan cerita yang sekarang," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Indro, dibuatlah cerita yang berbeda dan baru.
Hal itu didukung dengan pemain-pemain muda seperti Aliando Syarief (Dono), Adipati Dolken (Kasino), dan Randy Danistha (Indro).
"Itu sebetulnya. Makanya gue ngotot di mana-mana, bukan menggantikan, tetapi melestarikan," kata Indro.
Baca juga: Jelang Warkop DKI Reborn 3 Tayang, Tiket Rp 5000 hingga Rasa Takut Adipati Dolken
Film Warkop DKI Reborn mengisahkan grup pelawak legendaris Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro) yang harus menjalankan misi rahasia.
Misi mereka adalah mengungkap adanya money laundry di dunia perfilman Indonesia, tepatnya di sebuah production house yang dimiliki Amir Muka.