Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Karier Chef Juna, Batal Jadi Pilot dan Berawal dari Pelayan Restoran di Amerika

Kompas.com - 11/02/2021, 11:53 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Siapa yang tak kenal Chef Juna? Chef Juna adalah juri MasterChef Indonesia yang kerap tampil di layar kaca.

Chef yang dikenal galak ini punya kisah karier yang menarik.

Di balik sosok Juna yang sadis dan galak, ternyata pemilik nama lengkap Juna Rorinpandey ini punya perjalanan sangat panjang sebelum akhirnya terjun di dunia kuliner.

Mulai dari menjadi pekerja serabutan hingga akhirnya jadi chef di Amerika.

Baca juga: Chef Juna: Yang Dihajar Sedikit Lapor Orangtua Tidak Akan Bertahan di Dapur Profesional

Berikut Kompas.com rangkum cerita kehidupan chef Juna hingga sesukses saat ini.

1. Nekat merantau ke Amerika untuk sekolah Pilot

Sebelum fokus menjalani dunia kuliner, Juna muda ternyata seorang remaja yang sangat nakal.

Bahkan dahulu, Juna Rorimpandey dikenal sebagai anak yang suka bolos dan adu jotos.

Untuk berubah lebih baik, pada tahun 1997, Juna saat itu berpikir untuk meninggalkan pergaulannya di Indonesia dan merantau ke Amerika.

“Jadi memang mau keluar dari lingkungan hidup yang saat itu. Tidak menyalahkan grup ini, tidak menyalahkan teman-teman yang ini, tidak menyalahkan geng-ku yang ini,” ujar Juna seperti dikutip dalam kanal YouTube Merry Riana, Rabu (10/2/2021).

Di Amerika, Juna ingin sekolah pilot karena tergoda dengan penghasilan seorang pilot, fasilitas selama pendidikan hingga akan mendapatkan sertifikat izin terbang.

Baca juga: Chef Juna: Saya Suka Benda Tajam, tapi Tak Bermimpi Jadi Koki

2. Jadi pelayan restoran di Amerika

Sekolah yang dibayangkan akan menyenangkan ternyata jauh dari ekspektasinya karena harus menetap lebih lama untuk menyelesaikan pendidikannya dengan biaya sangat besar.

Sayangnya, sekolah pilot yang sempat dijalaninya, putus di tengah jalan lantaran tak memiliki biaya.

Akhirnya, pria umur 45 tahun ini bekerja di Amerika sebagai pekerja serabutan. Baik itu dibayar penuh atau setengah karena berstatus pekerja illegal.

Sampai suatu ketika, Juna ditawari kerja sebagai pelayan restoran selama dua pekan.

3. Diangkat jadi sushi helper

Selama jadi pelayan restoran, Juna bekerja dengan dedikasi tinggi dan melakukan yang terbaik di tempat kerjanya.

Dia hanya libur satu hari dalam sepekan dan bekerja selama enam hari mulai dari pagi hingga restoran tutup.

Baca juga: Sangat Nakal Saat Remaja, Chef Juna Jadi Lebih Baik Setelah Tinggal di Amerika

Hal itu pun berbuah baik. Tiba-tiba saja Juna dilirik oleh chef di restoran sushi tersebut.

Akhirnya, Juna mendapat kesempatan untuk diajari soal berbagai teknik membuat sushi. Juna kemudian diangkat sebagai sushi helper (asisten chef membuat sushi).

Inilah awal kariernya terjun di dunia kuliner.

Chef Juna dalam  kanal YouTube Arnold Poernomo.YouTube/Arnold Poernomo Chef Juna dalam kanal YouTube Arnold Poernomo.

4. Belajar disiplin bekerja

Juna melewati masa karier yang tak mudah untuk menjadi sushi helper. Untuk menjadi sushi helper, dia harus bekerja dengan disiplin sebagai pekerja illegal di Amerika.

Karena sebagai pekerja illegal, ia harus mempertahankan kinerjanya untuk tetap bekerja.

“Mungkin orang mikir semua pekerjaan menuntut disiplin kali. No no no you don't  understand, when you're illegal dapat pekerjaan bagus, itu rentan, kehilangan pekerjaan sangat mudah,” kata Chef Juna.

Salah satu juri ajang pencarian bakat memasak MasterChef Indonesia itu menjelaskan seorang pekerja ilegal bisa kehilangan pekerjaan gara-gara kesalahan kecil.

“Untuk mendapat pekerjaan yang enak selama jadi orang illegal itu.. good luck. Saya benar-benar sadar akan hal itu, jadi benar-benar on time. Benar-benar do your best,” tutur dia.


Baca juga: Viral Pria Mirip Chef Juna, Intip Sosoknya

5. Ditempa dengan masterchef yang tegas

Dia menyebut bosnya, sang sushi master, sangat keras.

"Kamu melakukan kesalahan yang sama tiga kali dalam sehari, kamu akan kehilangan hari libur," tutur Chef Juna tentang pengalamannya bekerja di Amerika Serikat.

Oleh karena itu, bekerja di dapur profesional membutuhkan mental baja dan tidak semua orang bisa melakukannya.

Tanpa membandingkan dengan bidang pekerjaan lainnya, Juna mengatakan hanya ada dua hasil dari tempaan keras di dapur profesional, seseorang berhasil atau patah semangat. Tidak ada kata "di tengah-tengah" menurut Juna.

Namun Juna tidak punya pilihan kecuali menerima "hajaran" dari atasannya karena dia tidak memiliki keterampilan khusus. Apalagi saat merantau ke Amerika, dia hanya lulusan SMA.

Dia justru berterima kasih kepada para atasannya itu karena sudah menempa dia selama mengawali karier.

"I am very thankful. I am very thankful," kata juri MasterChef Indonesia tersebut.

Chef Juna mengatakan keberuntungan akhirnya datang karena ada kesiapan dan kesempatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau