Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Peaky Blinders Kisah Nyata? Ternyata Geng yang Beroperasi Abad 20 di Inggris

Kompas.com - 27/10/2022, 13:05 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Peaky Blinders semakin terkenal setelah program televisi asal BBC ini disiarkan lebih luas oleh Netflix.

Serial Peaky Blinders mungkin merupakan sebuah cerita fiksi dari dunia bawah tanah Birmingham.

Berdasarkan peristiwa nyata

Namun cerita ini didasarkan pada keberadaan geng dengan nama yang sama dan berbasis di Midlands pada akhir abad ke-19.

Peaky Blinders telah menjadi nama yang terkenal walaupun asal-usulnya tetap menjadi misteri.

Beberapa percaya bahwa geng yang menggunakan senjata berupa pisau silet yang disembunyikan di topi mereka ini pernah ada.

Namun tak sedikit pula yang menganggap semua ini hanya cerita fiksi karena pada masa itu pisau silet sudah masuk dalam kategori barang mahal.

Asal-usul Peaky Blinders berasal dari kehidupan buruk dan kesulitan ekonomi yang mendominasi industri Inggris selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Kemiskinan membentuk Peaky Blinders

Kemiskinan adalah penyebab utama pembentukan geng yang biasanya dimulai dari anak laki-laki muda yang melakukan pencopetan sebagai cara untuk mendapatkan uang.

Permukiman kumuh di Inggris, khususnya Midlands dan Inggris bagian utara, dihadapkan dengan deprivasi dan kemiskinan skala besar.

Anak laki-laki di kawasan itu dihadapkan dengan pilihan sulit untuk bisa bertahan hidup, yakni dengan bekerja atau bertindak kriminal.

Di kota industri besar dan berkembang seperti Birmingham, pencopetan sudah menjadi hal yang biasa terjadi di jalanan.

Himpitan ekonomi memaksa para kriminal melakukan tindak kekerasan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Metode kejam yang biasa dilakukan saat penyerangan adalah menusuk atau mencekik sang korban.

Peaky Blinders muncul dari daerah Small Heath di Birmingham dengan aktivitas pertama dilaporkan oleh sebuah koran pada Maret 1890.

Seorang pria dilaporkan mendapat serangan brutal dari sebuah geng yang menamakan dirinya sebagai Peaky Blinders.

Kelompok ini langsung mendapat ketenaran karena tindak kekerasan dan kebrutalan mereka di dunia kriminal.

Awalnya anggota geng ini terdiri dari berbagai usia, dari mulai 12 tahun hingga 30 tahun.

Namun organisasi ini kemudian merestruktur keanggotaan mereka dengan hierarki.

Beberapa anggotanya menjadi sangat kuat, seperti Thomas Gilbert yang kemudian dikenal sebagai Kevin Mooney.

Menguasai Birmingham

Saat budaya geng pemuda mulai mengambil alih jalanan Birmingham, rivalitas pun akhirnya tak bisa terhindarkan.

Mooney dengan Peaky Blinders-nya kemudian menjadi entitas tunggal setelah menghasut semua geng kecil di Birmingham.

Berkat kemenangan ini, Peaky Blinders mulai beroperasi mencari keuntungan di Birmingham.

Peaky Blinders bahkan membayar kepolisian di Birmingham untuk tetap diam agar operasi mereka tak terganggu oleh hukum.

Selain dikenal karena strategi dan kebrutalannya, Peaky Blinders juga terkenal karena gaya berbusananya.

Para anggota Peaky Blinders mengadopsi gaya khas dengan ciri topi datar atau flat cap, sepatu kulit, rompi, jaket khusus, dan syal sutra.

Pada masa itu, gaya berpakaian Peaky Blinders sebagai geng kriminal dianggap hal baru yang semakin meninggikan namanya.

Inti cerita Peaky Blinders

Kesimpulannya, serial Peaky Blinders merupakan sebuah cerita fiksi yang terinspirasi dari geng yang menguasai Small Heath Birmingham di abad ke-19.

Gaya berpakaian hingga metode penyerangan mereka juga disamakan dengan legenda dari Peaky Blinders.

Namun tim produksi menambahkan dramatisasi untuk konflik-konflik yang dihadirkan serta imajinasi terkait karakter-karakter di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com