Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2023, 10:36 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Serial The Last of Us menjadi ramai diperbincangkan karena membawa nuansa baru 'zombie' di dunia perfilman.

Serial yang merupakan adaptasi dari video game ini menghadirkan teror 'zombie' yang berasal dari jamur Cordyceps.

Lantas, apa sebenarnya jamur Cordyceps yang menjadi biang kerok munculnya Cordyceps Brain Infection (CBI) dalam serial The Last of Us?

Dalam episode pertamanya, The Last of Us langsung membawa penonton pada kekhawatiran akan serangan virus yang dapat mematikan umat manusia.

Lewat perbincangan di sebuah televisi di tahun 1968, Doktor Neuman menyatakan, virus dan bakteri bukanlah hal yang harus ditakutkan umat manusia.

Ketakutan terbesar Doktor Neuman datang dari jamur Cordyceps yang mampu mengendalikan inangnya.

Virus bisa membuat seseorang sakit, tapi jamur bisa mengubah pikirannya.

Doktor Schoenheiss lalu membantah pernyataan Doktor Neuman dengan berkata bahwa jamur bukan ancaman pada manusia karena mereka tak mampu bertahan jika suhu inangnya lebih dari 34 derajat Celsius.

Semua itu kemudian berubah ketika Doktor Neuman berandai-andai bagaimana jika terjadi pemanasan global dan perubahan iklim di dunia sehingga jamur Cordyceps bisa beradaptasi.

Inspirasi

Naughty Dog selaku pengembang permainan The Last of Us mengatakan sumber inspirasi dari Cordyceps ini datang dari salah satu episode Planet Earth BBC yang berjudul "Jungles".

Dalam episode itu, Planet Earth membahas tentang semut yang mati terbunuh karena jamur Ophiocordyceps.

Tak hanya semut, spesies serangga lain juga terbunuh oleh jenis jamur ini.

Seekor semut awalnya mencari makanan dan terkena spora Cordyceps yang masuk ke dalam tubuhnya.

Secara perlahan, Cordyceps itu lalu menggerogoti tubuh inangnya dan mengontrol pikirannya.

Semut tersebut kemudian berperilaku beda dari kawanannya dan dari tubuhnya mulai tumbuh dan menjalar jamur.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau