Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manoj Punjabi: Jangan Hentikan Netflix

Kompas.com - 15/01/2016, 19:33 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- CEO MD Picture Manoj Punjabi mengatakan, layanan streaming film dan serial TV Netflix jangan dilarang keberadaannya di Indonesia. Menurut dia, meski saat ini kontennya masih asing, di masa depan Netflix bisa saja akan membutuhkan produk dalam negeri.

"Bagi saya jangan hentikan siapapun, mau Netflix atau yang lain. Dia mau datang dengan menawarkan streaming yang beda," ujar Manoj kepada Kompas.com di Gedung MD, Setiabudi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).

"Memang Netflix masih (kontennya) masih produk asing sementara. Tapi pasti dia akan lari ke lokal, nanti dia akan butuh kamu semua. Jaringan harus dibuka dan pemikiran kita jangan sempit, nanti limitasi," sambung dia.

Berkait dengan Lembaga Sensor Film (LSF) yang menegaskan bahwa konten Netflix harus ada uji kelayakan dan wajib melalui proses sensor lebih dulu, Manoj mengaku memahaminya.

"Memang hal ini agak ribet. Jadi secara teknis yang dilakukan (LSF) baik, saya ngerti, tapi yang penting adalah mereka mau membuka insfratruktur dulu," ucap dia.

"Nanti berapa persen produk lokal yang didapat. Jangan produk asing datang, dia malah narik kita. Di-balance, itu penting sekali," ucapnya.

Netflix sendiri memperluas layanannya ke seluruh dunia. Secara total, ada 130 negara baru yang bisa menikmati layanan streaming film dan serial TV ini, termasuk Indonesia.

Pengumuman hadirnya layanan Netflix secara global diumumkan langsung oleh Co-Founder dan CEO Netflix Reed Hastings di atas panggung Consumer Electronics Show (CES) 2016 di Las Vegas, AS, Rabu (6/1/2016).

"Dengan peluncuran ini, konsumen di seluruh dunia —dari Singapura ke St Petersburg, dari San Francisco ke Sao Paolo— dapat menikmati acara TV dan film secara simultan, tak lagi menunggu," ujar Hastings.

Sebelum ini, layanan Netflix baru bisa dinikmati di 60 negara. Beberapa negara Asia, seperti Singapura, Korea Selatan, Hongkong, dan Taiwan, sudah terlebih dahulu kebagian layanan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau