Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nothing Compares 2 U", Karya Prince Tentang Kehilangan

Kompas.com - 29/04/2016, 19:12 WIB

LONDON, KOMPAS.com -- Sinead O'Connor, yang populer dengan lagu ciptaan Prince berjudul "Nothing Compares 2 U", meyakini bahwa tembang itu merupakan lagu abadi tentang kehilangan.

Lagu tersebut memiliki arti baru setelah kematian Prince.

"Nothing Compares 2 U" dikenal sebagai lagu patah hati terbaik yang pernah dicipta dan juga dianggap sebagai salah satu hit terbaik sepanjang masa.

Bagi O'Connor, yang populer dengan "Nothing Compares 2 U", lagu itu sangat universal dalam mengungkapkan emosi karena bercerita tentang kehilangan--sesuatu yang bisa memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang.

Dalam sebuah wawancara oleh BBC Radio 6 Music, O'Connor, yang meluncurkan sebuah versi dari lagu tersebut pada 1990, mengungkapkan bahwa isi lagu yang emosional itu memungkinkan ia untuk menampilkannya berulang-ulang selama beberapa tahun.

"Ini benar-benar tentang emosi, ini bukan hanya mengenai catatan… Saya tidak pernah menyanyikan sebuah lagu yang saya tak bisa secara emosional mengidentifikasinya," jelas ia.

"Nothing Compares 2 U" selalu ada dalam kuis musik dengan pertanyaan, misalnya, "Lagu terkenal yang Anda tidak tahu siapa penulisnya".

Sekadar catatan, lagu itu dicipta oleh Prince pada 1985 untuk kelompok musik sampingannya, The Family.

Namun, versi O'Connor, bersama dengan videonya yang terkenal, melambungkan lagu dan penyanyi itu ke tangga lagu dan meraih ketenaran di seluruh dunia.

Dalam video tersebut, O'Connor, yang tampil botak, menatap langsung ke kamera, seperti berbicara dengan seseorang yang dicintainya untuk menyampaikan permintaan yang emosional.

"It’s been seven hours and 15 days since you took your love away," lantunnya.

Puncaknya adalah ketika ia menyanyi dengan air mata yang menetes di pipinya.

O'Connor menjelaskan emosi yang muncul dalam penampilannya itu merupakan bagian dari gaya bernyanyi yang ia pelajari.

"Itu disebut Bel Canto", kata dia kepada BBC, "tetapi itu sedikit seperti metode akting Stanislavsky--Anda harus menemukan emosi di dalam diri Anda yang bisa Anda gunakan."

"Itu selalu sesuatu yang sama dan selalu berhasil... Saya berpikir tentang ibu saya... karena itu saya bisa meneteskan sedikit air mata dalam video itu. Ibu saya meninggal ketika saya berusia 17 tahun dan tak lama setelah peristiwa itu saya membuat video itu," kata ia lagi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau