JAKARTA, KOMPAS.com — Film terbaru yang dibintangi artis peran sekaligus pedangdut Julia Perez atau Jupe, Perawan Dayak, menuai kontroversi. Sejumlah pemuka adat dan Lembaga Sensor Film (LSF) satu suara mengkritisi judul film horor tersebut.
Tak mau menjadi polemik, pihak rumah produksi Wasita Film pun memilih mengalah dan mengganti judul Perawan Dayak menjadi Perawan Seberang. "Bisa dilihat di trailer-nya awal-awalnya Perawan Dayak. Jadi kenapa kami ganti karena Lembaga Sensor Indonesia ingin supaya tidak ada nama suku daerah tertentu dan pemuka adat di sana juga protes. Karena kami tidak mau melanggar ya sudah kami ganti saja," jelas Eksekutif Produser Wasita Film, Samuel Siregar, di Jakarta akhir pekan lalu.
"Malah menurut saya Perawan Seberang bisa membuat penasaran," lanjutnya optimis.
Sejak awal film horor yang juga dibintangi Cinta Ratu Nansya, Guntur Triyoga, dan Jerry Likumahuwa itu dikatakan Samuel juga bertujuan mengangkat kekayaan budaya Dayak yang masih lekat dengan hal mistik.
"Ada keunikan tersendiri, kami mau angkat kebudayaan yang spesial, yaitu budaya Dayak yang sangat erat dengan mistik," kata Samuel. "Kalau di Hollywood ada Mystic to Hell yang erat dengan gipsi, kita juga tidak kalah, kita punya budaya mistis, dan ini ceritanya menarik, ada seorang wanita diperankan oleh Jupe datang dari Kalimantan yang merantau ke sini (Jakarta)," lanjutnya.
Kuasa hukum Wasita Film, Muara Karta, merasa cukup yakin jika setelah berganti judul, Perawan Seberang tak akan lagi dipersoalkan ketika mulai diputar pada 29 Agustus 2013 nanti. "Jadi saya sepintas jelaskan, awal daripada shooting itu adalah Perawan Dayak, tapi dalam perjalanannya muncul pro dan kontra karena ada beberapa yang keberatan Dayaknya dibesarkan, akhirnya Perawan Dayak bergeser menjadi Perawan Seberang. Jadi setelah ada pro dan kontra di lapangan, setelah film ini rampung dan masuk badan sensor, insya Allah tidak ada yang dipotong. Artinya, sudah sesuai standar Hollywood," ujar Muara.
Sebelumnya, film Perawan Seberang juga menuai kontroversi lainnya ketika Jupe yang mendapat gelar terhormat Nyai Intan Garinda dari warga setempat juga mendapat kritikan. Beberapa pihak sempat meminta agar pelantun "Belah Duren" itu segera mengembalikan gelar kehormatan tersebut.
"Seorang Jupe sebagai warga negara juga berhak menerima penghormatan lainnya, sebagai rasa terima kasih Jupe menerima itu, sedangkan gubernur-nya sendiri juga enggak keberatan," tutur Muara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.